HALO guys, siap-siap ngopi dulu, nih, karena drama politik yang satu ini bukan kaleng-kaleng! Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo, yang biasa kita panggil Sara—keponakan Presiden Prabowo Subianto—baru saja ngumumin pengunduran dirinya dari kursi DPR RI pada Rabu (10/9/2025). Kok bisa? Apa dia bosen jadi wakil rakyat atau malah lagi cari panggung baru? Yuk, kita kupas tuntas biar nggak cuma jadi gosip warung kopi!
Jadi begini ceritanya, Sara itu sempat bikin onar lewat sebuah podcast enam bulan lalu. Di situ, dia bilang kalau harapan anak muda buat dapetin kerjaan dari pemerintah itu “mental kolonial”. Waduh, jelas aja statement itu bikin netizen meledak! Bayangin aja, kata dia generasi muda harusnya jadi entrepreneur yang kreatif dan nggak terus-terusan nyalahin pemerintah. Kayak bilang, “Hei, jangan manja! Bikin kerjaan sendiri dong!”
Tapi ya, kata-kata “mental kolonial” itu yang bikin banyak orang merasa disudutkan. Bayangin lo, masyarakat yang dari pagi sampai malam cari kerjaan, tiba-tiba dibilang kayak anak manja yang masih ngarep ‘si raja’ ngasih kerjaan. Langsung saja kecaman berdatangan, dan Sara pun akhirnya harus turun gunung buat minta maaf.
Di Instagram pribadinya @rahayusaraswati, dia bilang, “Kesalahan sepenuhnya ada di saya. Maaf sebesar-besarnya.” Bahkan dia resmi mundur dari DPR dan berharap tetap bisa ngerjain satu PR terakhirnya: RUU Kepariwisataan. Wah, kayaknya dia pengen ninggalin warisan sebelum benar-benar cabut, ya?
Tapi jangan salah, mundurnya Sara ini bukan berarti dia hilang dari perpolitikan, lho. Dia tetap berkomitmen berjuang di bidang pemberdayaan anak muda, anti perdagangan manusia, dan isu-isu lingkungan. Bahkan dia bakal terus aktif lewat organisasi-organisasi yang dia pimpin, kayak PP Tunas Indonesia Raya (Tidar) yang fokus ke anak muda. Jadi, jangan sedih dulu, Sara masih ada kok, cuma bukan di DPR lagi.
Nah, yang menarik, kabarnya mundurnya Sara ini bertepatan dengan kosongnya posisi Menteri Pemuda dan Olahraga usai perombakan kabinet. Ada bocoran di media sosial kalau Sara bakal jadi Menteri Sosial dan Kesejahteraan Perempuan dan Anak, ditemani Grace Natalie sebagai Menteri Muda. Eh, tapi bocoran ini nggak jadi kenyataan. Waduh, apa ini tanda-tanda manuver politik buat posisi lain, atau cuma drama bumbu dapur doang?
Fraksi Gerindra sendiri bilang, pengunduran diri Sara masih dalam proses dan harus melalui mekanisme partai serta undang-undang. Jadi belum fix fix banget, masih kudu sabar nunggu kabar berikutnya.
Yang jelas, dari kasus Sara ini, kita diajak buat mikir, nih: Apakah mundur itu berarti kalah, atau justru strategi maju? Sara bilang, “Berserah bukan berarti menyerah.” Jadi mungkin mundur dari DPR bukan tanda mengalah, tapi persiapan buat babak baru perjuangan yang lebih seru.
Kalau menurut kamu gimana? Mundur buat ngopi dulu, atau mundur buat ngasih kejutan besar? Yang jelas, politik Indonesia emang nggak pernah bosen-bosenin, ya!(*)