BACAAJA, SEMARANG – Mandi wajib atau mandi junub sering kali dipahami sekadar ritual untuk menghilangkan hadas besar. Padahal, kalau dilihat lebih dalam, perintah ini bukan hanya soal ibadah, tapi juga punya manfaat besar untuk tubuh dan pikiran.
Allah sudah menegaskan dalam Al-Qur’an, Surat Al-Maidah ayat 6, bahwa ketika dalam kondisi junub, seorang muslim wajib mensucikan diri dengan mandi. Perintah ini bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari menjaga kesucian sebelum beribadah.
Menariknya, mandi wajib punya hikmah yang jauh lebih luas. Bukan hanya membersihkan tubuh secara fisik, tapi juga membawa ketenangan batin dan semangat baru untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Pertama, mandi junub jadi bukti ketaatan seorang muslim pada perintah Allah. Saat seorang hamba melaksanakannya dengan ikhlas, bukan hanya tubuh yang suci, tapi juga hati yang makin dekat dengan Sang Pencipta.
Selain itu, mandi juga jelas punya efek kesehatan. Dengan tubuh yang bersih, kuman dan bakteri berkurang, risiko penyakit pun bisa ditekan. Tidak heran kalau Islam memberi perhatian besar pada kebersihan, bahkan Rasulullah ﷺ bersabda bahwa “Kesucian adalah separuh dari iman.”
Di sisi lain, mandi junub juga memberikan efek psikologis. Setelah beraktivitas berat atau hubungan suami istri, tubuh biasanya terasa letih. Dengan mandi, energi seakan kembali penuh, pikiran jadi lebih ringan, dan semangat pun bangkit lagi.
Bayangkan saja, dari satu perintah sederhana, seorang muslim bisa mendapatkan pahala, kesehatan, kebersihan, hingga mood yang lebih fresh. Jadi, mandi wajib bukan sekadar kewajiban, tapi juga hadiah yang membawa manfaat ganda.
Mungkin banyak orang yang masih menganggapnya “ribet,” apalagi kalau harus mandi di malam hari. Tapi ketika sadar bahwa di balik mandi wajib ada nilai pahala dan manfaat luar biasa, rasanya justru jadi momen yang dinanti untuk recharge diri.
Kesimpulannya, mandi wajib itu bukan sekadar syarat sah ibadah. Lebih dari itu, ia adalah sarana untuk menyucikan diri, menjaga kesehatan, serta menyegarkan hidup. Jadi, jangan lihat mandi wajib hanya sebagai rutinitas, tapi anggaplah ia sebagai momen untuk kembali fit—baik jasmani maupun rohani. (*)