Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Puan Maharani di Tengah. Penerus Ketum PDI Perjuangan?
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Unik

Puan Maharani di Tengah. Penerus Ketum PDI Perjuangan?

Puan Maharani di tengah, dengan tangan kanannya menggandeng sang ibu, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Sedang kakaknya, Prananda Prabowo jalan di sebelah kiri sembari merangkul pundak Puan. Sebuah isyarat "trah" Soekarno solid dan bersatu.

baniabbasy
Last updated: Juli 31, 2025 2:47 am
By baniabbasy
4 Min Read
Share
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dirangkul kakaknya Prananda Prabowo dan digandeng Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat jalan menuju ruang bimbingan teknis anggota Fraksi PDI-P se-Indonesia di Bali, Rabu (30/7/2025). Foto:dok
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dirangkul kakaknya Prananda Prabowo dan digandeng Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat jalan menuju ruang bimbingan teknis anggota Fraksi PDI-P se-Indonesia di Bali, Rabu (30/7/2025). Foto:dok
SHARE

KEMESRAAN keluarga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat berjalan bersama kedua anak biologisnya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo menuju ruang Bimbingan Teknis (Bimtek) Fraksi PDI Perjuangan se-Indonesia di Bali Beach Convention Center, Sanur, Bali, bukan sekadar momen keluarga biasa.

Di tengah panggung politik nasional yang sedang bergerak dinamis pasca-Pemilu 2024, gestur tubuh antara ketiganya menyiratkan pesan politik yang dalam dan simbolik –terutama terkait arah suksesi dan masa depan PDI Perjuangan.

Puan Maharani yang berjalan di tengah menjadi pusat perhatian. Ia menggandeng tangan kiri Megawati dengan tangan kanannya, sementara di sisi kirinya, Prananda Prabowo merangkul pundaknya dengan sikap yang tampak penuh perlindungan.

Jika dikaji secara semiotik, formasi ini bukan kebetulan, melainkan representasi visual yang kuat tentang posisi Puan sebagai figur penerus, Megawati sebagai sumber legitimasi sejarah dan ideologi, serta Prananda sebagai penjaga stabilitas internal partai.

Gestur menggandeng tangan Megawati adalah simbol keberlanjutan. Puan tidak berjalan sendiri, ia masih “menyambung tangan” dengan sang ibu, Ketua Umum yang hingga kini menjadi poros sentral PDI Perjuangan.

Artinya, Puan tetap berakar pada ideologi dan otoritas Megawati, dan belum sepenuhnya dilepas ke gelanggang politik tanpa pengawasan. Ini mencerminkan proses transisi yang berjalan hati-hati, berjenjang, dan penuh kehati-hatian, seiring partai menghadapi tantangan pasca-kekuasaan nasional.

Sementara itu, Prananda Prabowo yang merangkul pundak Puan memberi makna lain yang tak kalah penting. Selama ini Prananda dikenal lebih tertutup, bekerja di balik layar sebagai arsitek strategi dan penggerak struktur internal. Posisi tubuhnya yang berada di sisi kiri Puan, dengan gestur merangkul, seakan menjadi simbol peran pelindung dan penopang.

Mas Nanan –panggilan akrabnya– tidak berhadapan langsung dengan publik seperti Puan, tetapi kehadirannya menegaskan bahwa suksesi kepemimpinan –jika jatuh pada Puan– tidak akan lepas dari pengaruh dan dukungan Prananda. Ini juga menjadi penanda penting bahwa faksi-faksi dalam keluarga Soekarno tengah dirajut kembali dalam satu kesatuan menjelang konsolidasi 2029.

Dari kacamata komunikasi politik, tubuh berbicara lebih jujur dan emosional dibanding pidato. Dalam konteks ini, jalan bertiga menuju ruang Bimtek bukan hanya prosesi simbolik menuju pertemuan kader, tetapi juga metafora jalan panjang PDI Perjuangan menuju transformasi generasi.

Bahwa partai ini sedang bersiap menghadapi masa depan tanpa kehilangan warisan ideologis, dengan regenerasi yang tetap dalam kendali keluarga besar Soekarno.

Publik tentu mencatat, bahwa Puan yang ditempatkan di tengah tidak hanya secara fisik berada di poros, tetapi juga menjadi pusat dari dua sisi kekuasaan: Megawati sebagai legitimasi ideologis dan sejarah, dan Prananda sebagai kekuatan struktural dan teknokratis. Ini seolah mengisyaratkan bahwa Puan adalah “jembatan” antara masa lalu dan masa depan partai. Ia bukan lagi sekadar putri Megawati, melainkan simbol kesinambungan dan stabilitas partai di era baru.

Namun, simbol tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan politik. Tantangan yang akan dihadapi PDI Perjuangan ke depan sangat kompleks, terutama untuk menarik simpati generasi muda, memperluas basis elektoral, dan menghadapi rival-rival politik yang lebih agresif dan adaptif.

Dalam konteks itu, Puan masih harus membuktikan dirinya bukan hanya sebagai penerus darah, tetapi juga pemimpin yang mampu menyatukan partai, membawa visi baru, dan memenangkan kepercayaan publik.

Meski demikian, bahasa tubuh di Sanur itu telah menyampaikan pesan penting: tidak ada perpecahan di jantung kekuasaan partai. Ketiganya –Megawati, Puan, dan Prananda– tampil seirama, satu langkah, satu arah. Ini adalah sinyal ke dalam dan ke luar, bahwa transisi kepemimpinan sedang berlangsung, dan PDI Perjuangan tetap dalam kendali keluarga besar Proklamator.

Pada akhirnya, gestur itu bukan sekadar kemesraan keluarga. Ia adalah pernyataan politik, bahwa arah dan kepemimpinan partai sedang disiapkan, dan Puan Maharani adalah nama yang kini paling mungkin berada di garis depan.(*)

You Might Also Like

Geger Deepfake AI SMAN 11 Semarang: Chiko Bikin Konten Bokis Mengerikan

Polda Jateng Amankan 730 Pelaku Kejahatan

Resmi Nahkodai Perbasi Jateng, Paman John Gaspol Bikin Basket Jadi Industri

Pengusaha Lokal Palak PSN Rp5 Triliun, Ketua Kadin Cilegon Jadi Tersangka

Pemprov Jateng Pastikan Perbaikan 17 Ribu Rumah Tak Layak Huni pada 2025

TAGGED:headlineKongres PDIPKongres PDIP 2025Megawati SoekarnoputriPrananda Prabowopuan maharani
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dirangkul kakaknya Prananda Prabowo dan digandeng Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat jalan menuju ruang bimbingan teknis anggota Fraksi PDI-P se-Indonesia di Bali, Rabu (30/7/2025). Foto:dok Kongres Terutup PDI Perjuangan 2025: Strategi atau Ketakutan?
Next Article Partai Golkar kembali dilanda wacana Munaslub, dengan target lengserkan Bahlil Lahadalia dari posisi Ketua Umum. Foto: dok. Wacana Munaslub Golkar Lengserkan Bahlil Lahadalia

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Nawal Yasin Dorong Muslimat NU Terus Bersinergi Bangun Jateng

Agustina Tanam Batu, Nyalain Ekonomi Rakyat

Bos-Bos Tionghoa Diminta Gas Ekonomi Jateng

Duit Seret, Semangat Tetep Ngegas

Korupsi, Tiga Doktor UGM Bakal Diadili di Semarang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Mantan Rektor UGM Prof. Sofian Effendi.
Unik

Mantan Rektor UGM Tiba-tiba Cabut Pernyataan soal Ijazah Palsu Jokowi, Ada Apa?

Juli 19, 2025
Ketua Tim Pemeriksa Kasus PPDS Undip dari Inspektorat Kemenkes, Pamor Nainggolan berdiri usai bersaksi di sidang PN Semarang, Rabu (4/6/2025). (bai)
Unik

Kaprodi PPDS Anestesi Undip Halangi Kemenkes Ungkap Kasus Bullying

Juni 5, 2025
Unik

Demystifying the Concepts and Applications of AI

Mei 8, 2023
Unik

Kasus Penembakan Siswa SMKN 4, DPR Minta Publik Awasi Ketat Proses Hukum

Juli 5, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Puan Maharani di Tengah. Penerus Ketum PDI Perjuangan?
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?