BACAAJA, JAKARTA – Fenomena gerhana bulan selalu berhasil mencuri perhatian. Langit mendadak berubah, cahaya rembulan perlahan tertutup bayangan bumi. Bagi sebagian orang, ini hanya peristiwa alam biasa. Namun, bagi umat Islam, gerhana bulan adalah momen untuk mendekatkan diri pada Allah melalui shalat khusus yang disebut shalat Khusuf.
Shalat ini bukan sekadar ritual tambahan, tapi bentuk syukur sekaligus pengingat kebesaran Allah SWT. Para ulama sepakat bahwa shalat Khusuf hukumnya sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan. Artinya, meski tidak wajib, ibadah ini memiliki keutamaan besar jika dilakukan.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Nihayatuz Zain menyebutkan bahwa shalat gerhana bisa dilakukan dalam tiga level. Minimalnya cukup dua rakaat seperti shalat sunnah biasa. Versi pertengahannya memakai dua rukuk dan dua sujud di tiap rakaat. Sementara versi paling sempurna adalah dengan bacaan surat-surat panjang, seperti Al-Baqarah atau Ali Imran, sesuai kemampuan.
Tata Cara Shalat Khusuf (Tingkat Pertengahan)
Agar lebih mudah dipahami, berikut langkah-langkah shalat Khusuf yang bisa dilakukan ketika terjadi gerhana bulan:
Niat shalat Khusuf, dibarengi takbiratul ihram.
Lafal niat:أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”Membaca doa Iftitah.
Membaca Ta’awudz, lalu Al-Fatihah.
Membaca surat Al-Qur’an dengan suara lantang (jahr).
Rukuk pertama (dengan bacaan panjang).
I‘tidal (bangkit dari rukuk).
Membaca Al-Fatihah lagi.
Membaca surat yang lebih pendek dari sebelumnya.
Rukuk kedua (lebih singkat dari rukuk pertama).
I‘tidal lagi.
Sujud pertama.
Duduk di antara dua sujud.
Sujud kedua.
Setelah itu, berdiri untuk rakaat kedua dengan urutan yang sama. Hanya saja, bacaan surat lebih pendek dibanding rakaat pertama. Lalu ditutup dengan tasyahud akhir dan salam.
Bedanya dengan Shalat Sunnah Biasa
Kalau dilihat sekilas, shalat Khusuf memang mirip dengan shalat sunnah lainnya. Bedanya ada pada jumlah rukuk dalam tiap rakaat. Normalnya satu rukuk, tapi dalam shalat gerhana bisa dua kali. Inilah yang membuat shalat ini punya nuansa khas yang berbeda.
Momentum Spiritualitas
Shalat Khusuf bukan sekadar menjalankan sunnah, tapi juga cara untuk merenung. Saat cahaya bulan redup, kita diingatkan bahwa segala yang terang bisa tertutup, dan semua hanya terjadi atas izin Allah.
Di era serba sibuk ini, momen seperti gerhana bulan bisa jadi jeda spiritual. Sebuah kesempatan untuk berhenti sejenak dari rutinitas dan mengingat siapa sebenarnya yang mengatur alam semesta (*)