BACAAJA, JAKARTA- Bayangin kalau gunungan sampah di kota kita bisa berubah jadi energi listrik yang dipakai sehari-hari. Kedengarannya futuristik, kan? Nah, itulah konsep Pengelolaan Sampah Jadi Energi Listrik (PSEL) yang lagi digenjot pemerintah.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bilang, kunci sukses program ini ada di kolaborasi erat antara pemda, investor, dan pemerintah pusat. “PSEL ini bukan cuma soal ngolah sampah, tapi juga soal energi, ekonomi, dan lingkungan. Kalau pemda dan investor bisa jalan bareng, program ini bakal nendang banget buat masa depan,” kata Tito, Jumat (3/10).
Tito ngejelasin, tugas pemda itu nyiapin lahan, infrastruktur dasar (jalan, air, listrik), plus jamin pasokan sampah minimal 1.000 ton per hari. Sementara itu, investor yang bakal bangun dan kelola fasilitas insineratornya. Jadi, risiko kayak pasokan sampah kurang atau force majeure bisa diminimalisir.
Jadi Wasit
Biar makin smooth, Kemendagri bakal jadi wasit yang ngawasin implementasi di lapangan, pastiin standar terpenuhi, dan bantu koordinasi antar daerah, apalagi buat proyek PSEL model aglomerasi.
Saat ini udah ada 33 titik lokasi prioritas buat PSEL, dengan 10 daerah yang jadi prioritas utama. Keuntungannya? Bukan cuma bikin lingkungan lebih bersih dan TPA nggak cepat penuh, tapi juga bisa nyumbang energi terbarukan ke PLN, sekaligus buka lapangan kerja baru mulai dari pemulung, transportasi, sampai distribusi energi.
Teknologi insinerator yang dipakai bisa ngurangin volume sampah sampai 90 persen, lho. Jadi kota bisa makin bersih, plus ada nilai ekonomi nyata buat warga sekitar. “Kalau semua pihak bisa jalan bareng, PSEL bisa jadi model nasional buat pengelolaan sampah berkelanjutan. Jadi bukan cuma soal buang sampah, tapi ngasih manfaat balik buat masyarakat,” tutup Tito. (*)