Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Unik
    • Kerjo Aneh-ANeh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Makan Bergizi Gratis, Tapi Rakyatnya Masuk IGD
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Opini

Makan Bergizi Gratis, Tapi Rakyatnya Masuk IGD

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung pemerintah sebenarnya punya niat baik: anak sekolah kenyang, cerdas, dan sehat. Tapi realitanya, justru banyak siswa keracunan massal di berbagai daerah. Programnya keren di pidato, tapi di lapangan? Bisa bikin perut mules berjamaah.

baniabbasy
Last updated: September 21, 2025 6:46 am
By baniabbasy
4 Min Read
Share
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung pemerintah sebenarnya punya niat baik: anak sekolah kenyang, cerdas, dan sehat. Tapi realitanya, justru banyak siswa keracunan massal di berbagai daerah. Programnya keren di pidato, tapi di lapangan? Bisa bikin perut mules berjamaah.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung pemerintah sebenarnya punya niat baik: anak sekolah kenyang, cerdas, dan sehat. Tapi realitanya, justru banyak siswa keracunan massal di berbagai daerah. Programnya keren di pidato, tapi di lapangan? Bisa bikin perut mules berjamaah.
SHARE

PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) digagas sebagai warisan nutrisi dan prestise politik. Tujuannya mulia: anak-anak Indonesia makan sehat di sekolah, tumbuh optimal, dan nggak ngantuk saat belajar. Tapi kenyataan di lapangan: yang dikasih makan justru masuk ruang rawat. Yang kenyang justru rumah sakit.

Contents
Kenapa dapur penyedia bisa asal-asalan? Kenapa distribusi bisa molor sampai makanan jadi sarang mikroba? Kenapa pengawasan seperti tidur siang?Logika Statistik & Ganti Uang TunaiMBG Jadi Dapur Misteri?“Kalau rakyat masih mules, jangan buru-buru bilang sukses.”

Kita nggak sedang bercanda. Sejak awal tahun 2025, ribuan siswa dari Pandeglang sampai Nunukan mengalami keracunan makanan usai menyantap menu MBG. Yang viral: ayam marinasi. Bumbu boleh meresap, tapi bakteri ikut nebeng.

Masyarakat bertanya: kok bisa? Jawaban dari pemerintah bervariasi — dari kesalahan teknis sampai SOP yang belum sempurna. Badan Gizi Nasional (BGN) buru-buru revisi menu, mengganti ayam dengan telur. Tapi bukan cuma soal lauk. Ini tentang tata kelola.

Kenapa dapur penyedia bisa asal-asalan? Kenapa distribusi bisa molor sampai makanan jadi sarang mikroba? Kenapa pengawasan seperti tidur siang?

BGN bilang, mereka sudah pasang target “zero penyimpangan”. Tapi di lapangan, kenyataan berkata lain. Anak-anak tetap muntah, tetap pusing, tetap dirawat. Kalau ini yang disebut “zero”, definisinya perlu dibedah.

Logika Statistik & Ganti Uang Tunai

Istana lewat Mensesneg pun ikut buka suara. Katanya, jumlah yang keracunan kecil dibanding total penerima MBG yang jutaan. Jadi, tetap lanjut.

Oke, mari kita pakai logika itu di hal lain.

Kalau dari 10 juta ban mobil yang diproduksi, 5.000-nya meledak di jalan tol, apakah kita bilang itu “kecil” juga? Atau kalau dari 10 juta suntikan vaksin, 5.000 orang kolaps, kita tetap lanjut tanpa audit total?

Logika statistik jangan dipakai untuk mengabaikan hak anak atas makanan aman. Satu kasus keracunan saja sudah alarm. Ini bukan soal kuantitas, ini soal kualitas dan kepercayaan publik.

Lalu muncul ide baru: gimana kalau MBG diganti saja dengan uang tunai? Ya, menarik. Tapi juga rawan. Karena solusi “lempar uang” seringkali bukan menyelesaikan masalah, tapi membuangnya ke orang lain.

Uang tunai bisa diselewengkan, dialokasikan tidak tepat, atau dibelanjakan bukan untuk makan sehat. Ingat, tujuan awal MBG bukan cuma bikin kenyang, tapi bikin sehat. Dan itu butuh kontrol mutu, bukan cuma transfer dana.

MBG Jadi Dapur Misteri?

Para pakar pendidikan dan gizi angkat suara. Mereka bilang, ini bukan sekadar salah masak. Ini kesalahan desain. Dari spek bahan makanan, teknik penyimpanan, distribusi, sampai pengawasan semuanya perlu overhaul.

Beberapa mengusulkan agar kantin sekolah lokal dilibatkan — lebih dekat, lebih terpantau. Ada juga yang mendorong pelatihan wajib bagi pengelola dapur. Plus, sistem pelaporan cepat saat ada gejala keracunan. Bukan cuma laporan ke Dinas, tapi langsung ke orang tua, sekolah, dan media jika perlu.

Kuncinya: transparansi dan partisipasi. Jangan sampai dapur MBG jadi dapur misteri — nggak tahu siapa masak, apa yang dimasak, dan gimana cara masaknya.

MBG adalah program strategis — kalau dikelola dengan serius, bisa jadi fondasi perbaikan gizi nasional. Tapi kalau terus begini, ia bisa jadi bumerang politik dan kegagalan publik.

Presiden sudah bilang: perbaiki, audit, dan zero tolerance. Tapi kami bilang: jangan hanya zero tolerance di kertas. Harus real di lapangan. Bukan hanya target, tapi tanggung jawab.

Anak-anak Indonesia layak makan yang aman. Bukan ikut undian: hari ini makan ayam, besok rawat inap.(*)

“Kalau rakyat masih mules, jangan buru-buru bilang sukses.”

You Might Also Like

Viral Joget & Komentar Pedas, Uya Kuya, Eko Patrio, Sahroni, dan Nafa Urbach Resmi Dinonaktifkan dari DPR!

Ini Perintah Mendagri Kepada Bupati Pati Sudewo

Banjir Ganas di Pakistan: Ratusan Nyawa Melayang, 200 Orang Masih Hilang

Dipulangin, 327 Pelaku Demo Rusuh Semarang Merengek dalam Pelukan Orangtua

2026, Pemprov Janji Naikin Insentif Guru Agama Jadi Rp300 Miliar

TAGGED:headlinekeracunan MBGmakan Beracun GratisMakan Bergizi GratisPrabowopresiden prabowo
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Pomnas XIX 2025 resmi digelar di Semarang dan Surakarta, Jawa Tengah, mulai 19–27 September. Sebanyak 3.065 atlet dari 36 provinsi siap berlaga di 17 cabor dan 4 eksibisi. Ajang ini jadi ruang ekspresi mahasiswa untuk berprestasi, menjunjung sportivitas, dan memperkuat persatuan bangsa lewat semangat olahraga. Foto: dok. Pomnas XIX 2025 Resmi Dibuka! Ribuan Mahasiswa Siap Adu Gengsi di Jawa Tengah
Next Article Mundur dari Pimpinan DPRD, Anas Hidayat Tegaskan Tak Mundur dari Perjuangan

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Semarang Turun, Pemkot Punya Jurus Baru

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat menemui eks karyawan PT Sritek, Rabu (24/9/2025), yang hingga kini belum mendapatkan pesangon . Foto: dok.

Curhat Eks Buruh Sritek ke Gubernur: “Kerja Kurator Kok Lelet?”

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, Rabu (24/9/2025), mengunjungi langsung lokasi kebakaran yang terjadi di dua wilayah, yaitu Sendangguwo dan Palebon.

Agustina Tinjau Lokasi Kebakaran, Tekankan Pentingnya Kewaspadaan Masyarakat

Doa Agar Bisa Bermimpi Bertemu Rasulullah, Lengkap dengan Hadis dan Amalannya

Rahasia di Balik Harga iPhone yang Selangit

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Penyidik menunjukkan duit hasil sitaan dari kasus korupsi BUMD Cilacap, Senin (25/8/2025). (Dok Kejati Jateng)
Hukum

Tak Tahan Pegang Duit Panas, Istri Tersangka Korupsi BUMD Cilacap Balikin Rp6,5 Miliar

Agustus 26, 2025
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Ekonomi

Trump Turunkan Tarif Bea Masuk Jadi 19 Persen untuk Indonesia, Siapa Untung Siapa Buntung?

Juli 17, 2025
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal saat meninjau dapur MBG di Kabupaten Bandung Jawa Barat. Foto: dok.
Nasional

Skandal Dapur Fiktif dan Isu Minyak Babi di Wadah Makan MBG: DPR Desak Transparansi Total

September 22, 2025
Ilustrasi anak-anak korban keracunan massal mendapat perawatan medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Info

5.360 Anak Jadi Korban, Berikut 10 Kasus Keracunan MBG Terbaru: dari Bogor hingga Baubau

September 19, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Makan Bergizi Gratis, Tapi Rakyatnya Masuk IGD
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?