BACAAJA, PURBALINGGA – Nama Ghina Salsabila lagi naik daun di dunia pencak silat. Atlet muda asal Kabupaten Purbalingga ini sukses bikin harum nama Indonesia setelah berhasil memborong medali emas di ajang Junior Asian Pencak Silat Championship 2025 yang digelar di Kashmir, India, 25–30 September kemarin.
Ghina yang mewakili Perguruan Silat Betako Merpati Putih Purbalingga tampil ganas di kelas H putri. Lewat teknik yang matang dan mental baja, dia sukses mengalahkan lawan-lawannya dan memastikan posisi tertinggi di podium.
Saat pulang ke tanah air, penyambutan hangat sudah menantinya di sekretariat KONI Kabupaten Purbalingga, GOR Sasana Krida Perwira, Minggu (5/10). Ketua KONI Purbalingga, R. Budi Setiawan, nggak bisa nyembunyiin rasa bangganya. “Prestasi ini hasil kerja keras dan semangat juang yang luar biasa. Ini kebanggaan besar buat Purbalingga,” katanya.
Kejuaraan di Kashmir itu bukan turnamen biasa. Event ini masuk dalam rangkaian “Pencak Silat Road to Olympic”, yang jadi ajang pembuktian para pesilat muda Asia untuk unjuk kemampuan di level internasional.
Dari 13 atlet muda Indonesia yang turun ke gelanggang, hasilnya luar biasa. Total ada 8 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu yang berhasil dibawa pulang. Salah satunya tentu medali emas dari Ghina yang jadi kebanggaan tersendiri buat warga Purbalingga.
“Capaian ini bukti kalau pembinaan atlet muda di Indonesia, terutama di Purbalingga, berjalan dengan konsisten dan efektif,” lanjut Budi. Ia juga menegaskan, KONI bakal terus dukung penuh para atlet muda yang berpotensi membawa nama daerah ke level lebih tinggi.
Sebagai bentuk apresiasi, KONI Purbalingga ngasih bonus Rp5 juta buat Ghina. Nggak cuma soal uang, tapi penghargaan itu jadi simbol bahwa kerja keras atlet muda dihargai dan diakui.
Budi juga menambahkan, Pemkab dan KONI Purbalingga bakal terus gaspol dalam membina atlet lokal. “Kami ingin terus mencetak juara-juara baru yang bisa bersaing di level nasional bahkan internasional,” tegasnya.
Sementara itu, Ghina sendiri kelihatan masih belum bisa move on dari euforia kemenangan. Gadis asal Kecamatan Karangjambu ini bilang kalau medali emasnya adalah buah dari latihan keras dan dukungan keluarga serta pelatih.
“Aku senang banget bisa bawa pulang emas buat Indonesia, terutama buat Purbalingga,” katanya dengan senyum lebar.
Tapi perjuangan Ghina belum selesai. Setelah ajang di India, dia udah siap nyiapin diri buat Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025. Nggak cuma itu, target besarnya juga udah nempel di depan mata: Asian Youth Games di Bahrain.
“Sekarang fokus latihan lagi. Popnas dan Asian Youth Games jadi target berikutnya,” ucapnya semangat.
Prestasi Ghina ini sekaligus nunjukin kalau potensi atlet daerah nggak bisa diremehkan. Dari kota kecil kayak Purbalingga, bisa lahir pesilat muda yang punya kualitas juara Asia.
Di media sosial, nama Ghina juga ramai dibicarain. Banyak yang kagum dan salut sama perjuangannya. Warganet nyebut Ghina sebagai “Pendekar Muda Purbalingga” yang sukses nunjukin kalau pencak silat Indonesia masih jadi yang terdepan di Asia.
Ajang Junior Asian Pencak Silat Championship tahun ini emang jadi pembuktian dominasi Indonesia di cabang olahraga asli Nusantara ini. Delapan emas yang diraih, termasuk dari Ghina, makin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai raja pencak silat di Asia.
Dengan pencapaian itu, banyak pihak berharap Ghina bisa jadi inspirasi buat generasi muda lainnya. Bahwa dengan latihan serius, semangat pantang menyerah, dan dukungan yang tepat, mimpi sebesar apa pun bisa diraih.
“Buat teman-teman di Purbalingga, jangan pernah ragu buat bermimpi. Kalau aku bisa, kalian juga bisa,” kata Ghina menutup dengan nada penuh optimisme.
Dan benar aja, di tengah sorotan lampu dan sambutan hangat, Ghina bukan cuma pulang bawa medali emas. Tapi juga bawa cerita tentang semangat muda yang nggak pernah padam—cerita dari seorang gadis Purbalingga yang sukses bikin Asia menoleh. (*)