Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: DPR Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Kepo

DPR Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah

Proyek Penulisan Ulang Sejarah Nasional yang digagas Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuai polemik. Salah satunya penyebabnya, pernyataan Menbud Fadli Zon yang menyebut tak ada bukti soal pemerkosaan massal ‘98.

baniabbasy
Last updated: Juli 8, 2025 12:25 pm
By baniabbasy
5 Min Read
Share
Ketua DPR RI Puan Maharani.
Ketua DPR RI Puan Maharani.
SHARE

NARAKITA, JAKARTA- Pimpinan DPR RI berencana membentuk Tim Supervisi terhadap proyek penulisan ulang sejarah yang tetap akan dilakukan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI),. Tim ini bertugas untuk memperdalam dan memperjelas penulisan sejarah.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengaku, pembentukan tim itu diputuskan setelah para pimpinan DPR berkonsultasi dengan Ketua DPR RI Puan Maharani. “Jadi jangan sampai fakta-fakta sejarah kemudian tidak dihargai dan dihormati,” kata dia saat ditemui di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (7/7/2025).

Tim Supervisi ini dibentuk setelah proyek penulisan ulang sejarah yang diusulkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuai berbagai kontroversi.

Sebelumnya dalam beberapa kesempatan, Puan Maharani mengingatkan agar penulisan sejarah berjalan benar-benar tanpa menghilangkan fakta-fakta penting yang ada. Puan yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu tidak ingin ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam proses penulisan ulang sejarah, apalagi sampai dihilangkan jejak sejarahnya.

“Ya itu apapun kalimatnya, apapun kejadiannya jangan sampai ada yang tersakiti, jangan sampai ada yang dihilangkan karena sejarah tetap sejarah. Jadi harus dikaji dengan baik dan dilakukan dengan hati-hati. Seluruh proses penulisan harus dilakukan dengan penuh tansparansi an akuntabilitas” tegas Puan.

Sebelumnya, sejumlah anggota Komisi X DPR RI juga meminta agar penulisan ulang sejarah Indonesia yang tengah dilakukan Kemebud ditunda bahkan dihentikan karena menuai banyak kontroversi.

Salah satunya terkait insiden pemerkosaan massal dalam tragedi 1998 dalam penulisan sejarah ulang. Hal ini buntut pernyataan Menbud Fadli Zon yang menyebut tak ada bukti soal pemerkosaan massal ‘98.

Menbud Fadli Zon sendiri mengaku jika penulisan ulang sejarah itu akan melibatkan 113 sejarawan dari seluruh pelosok negeri. Semua sejarawan itu masuk dalam Tim Penulisan Ulang Sejarah Nasional. Sayangnya, tidak semua sejarawan bersedia, beberapa diantaranya justeru mengundurkan diri dari tim karena menemukan beberapa kejanggalan. Salah satu diantaranya adalah arkeolog Profesor Harry Truman Simanjutak.

Dalam kesempatan lain, cucu Proklamator RI Sukarno itu mengingatkan agar jangan sampai ada sejarah yang dihilangkan. Hal tersebut disampaikan Puan saat dimintai tanggapan soal penulisan ulang sejarah Indonesia yang akan menghapus istilah ‘Orde Lama’ pada akhir Mei lalu.

“Kalau memang ingin diperbaiki silakan, namun namanya sejarah apakah itu pahit ataukah baik ya kalau memang harus diulang ya diulang dengan sebaik baiknya. Penulisan ulang sejarah, tidak boleh mengaburkan fakta sejarah yang pernah terjadi sejak Indonesia merdeka,” imbuh mantan Menko PMK itu.

Puan juga mengingatkan agar semangat Jas Merah yang digaungkan Proklamator sekaligus Presiden pertama RI, Sukarno, tetap dipegang teguh, menjadi pedoman terkait rencana penulisan ulang sejarah bangsa.

Puan mengakui, memang tak semua catatan sejarah bangsa Indonesia indah. Namun ia menyebut penting agar sejarah tetap dimaknai sebagai mana adanya agar nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah itu tetap hidup di tengah-tengah masyarakat.

“Bagaimana kemudian ke depan itu kita harus juga memperlihatkan kepada generasi muda bahwa Indonesia itu berdiri oleh pahlawan-pahlawan kita, oleh apapun yang terjadi ya. Harus tahu kenapa Indonesia berdiri, pahit dan getirnya, berhasil dan baiknya, itu karena memang sudah banyak sekali hal yang terjadi,” tukas Puan.

Akhiri Polemik

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad berharap, dengan terbentuknya Tim Supervisi ini, polemik penulisan ulang sejarah nasional yang digagas koleganya di Partai Gerindra, yakni Menbud Fadli Zon, diakhiri.

“Sehingga hal-hal yang menjadi kontroversi itu akan menjadi perhatian khusus oleh tim ini dalam melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang dilakukan tim yang dibentuk oleh Kementerian Kebudayaan,” ujar Dasco yang uga Ketua Hari DPP Partai Gerindra itu.

Dasco memastikan, Tim Supervisi terdiri dari Komisi III DPR RI yang membidangi hukum dan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, akan akan bekerja secara profesional.

Ia menegaskan, tugas utama Tim Supervisi adalah memastikan sejarah ditulis ulang dengan baik. “Ya itu setelah konsultasi dengan Ketua DPR dan sesama pimpinan DPR lainnya, maka DPR akan membentuk menugaskan tim supervisi penulisan ulang sejarah,” tutup Dasco.(*)

You Might Also Like

Duka Makassar! Korban Tewas Gedung DPRD Dibakar Jadi 4 Orang

Panas, Sengketa Bangunan di Kota Lama Libatkan Bos Spiegel dan Dafam

Gelombang PHK Tinggi, Puan Minta Pemerintah Jangan Hanya Menonton

12 Tahun Wafatnya Taufiq Kiemas: Mengenangnya Bukan Hanya dengan Rindu . . .

Minum Teh Bikin Rahim Kering, Mitos atau Fakta?

TAGGED:fadli zonmengapa sejarah harus ditulis ulang?Menteri Kebudayaan RI Fadli ZonPolemik penulisan ulang sejarah nasionalpuan maharaniSufmi Dasco Ahmad
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Nadiem Makarim Tak Hadiri Panggilan Pemeriksaan Kejagung Hari Ini, Dugaan Korupsi Chromebook
Next Article Misa 1000 hari arwah Iwan Budi. Keluarga menunggu penuntasan kasus pembunuhan keji diduga berlatar belakang kasus korups di Semarang Tiga Tahun Menunggu dalam Sunyi, Sudah 1.000 Hari Keluarga Iwan Boedi Menanti Keadilan

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Tetap Optimis Meski Situasi Negeri Nggak Baik-Baik Aja, Begini Triknya

Gampang Banget! Rahasia Kulit Lumpia Lentur Anti Robek, Cuma Butuh 4 Bahan

Wajib Waspada! Bedain Batuk Biasa dengan Gejala Awal Kanker Paru Biar Nggak Kecolongan

7 Parfum Refill Pria Favorit Cewek, Wangi Bikin PDKT Auto Lancar

Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes, meninggal dalam kondisi tak wajar.

Kalau Benar Iko Unnes Korban Laka, Murni Kecelakaan atau karena Dikejar Polisi?

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Ilustrasi tindak pidana korupsi.
Kepo

Saksi Korupsi BUMD Cilacap Masuk Rumah Sakit Jiwa, Disetting Jadi Gila?

Juli 17, 2025
Gubernur Jakarta Pramono Anung. Foto Dok Kominfo Jakarta
Kepo

Pramono Anung Tidak Perlu Viral Seperti Kepala Daerah Lainnya

Mei 22, 2025
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin saat menjadi keynote speech pada seminar “Menghadapi Tantangan Radikalisasi dalam Mempertahankan Ideologi Negara” di kampus FISIP Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, pada Sabtu (14/6/2025).
Kepo

Kumandangkan Deradikalisasi, Pemprov Jateng Gandeng 351 Mitra

Juni 15, 2025
Ketua DPR RI Puan Maharani sindir elit politik, SBY dan Jokowi, Presiden Prabowo, serta jajaran penguasa negeri untuk melihat kritik sebagai cahaya, bukan api yang membakar. Foto: dok.
Rasan-Rasan

Pidato Puan: Negara Konoha, One Piece, dan Ironi Demokrasi Kita

Agustus 19, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?