BACAAJA, PURBALINGGA – Bayangkan satu kantong darah yang kamu sumbangkan bisa menyelamatkan tiga nyawa. Itulah pesan kuat yang digaungkan dalam acara Donor Darah Massal dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Pendopo Dipokusumo, kemarin.
Acara ini bukan sekadar formalitas, tapi jadi momentum nyata bagaimana ratusan ASN dan warga Purbalingga bergerak bersama untuk menebar manfaat. Bahkan, Bupati Fahmi Muhammad Hanif ikut turun langsung mendonorkan darahnya untuk pertama kali.
“Donor darah ini bukan cuma soal kesehatan orang lain, tapi juga bikin tubuh kita lebih fit. Jadi kenapa harus ragu?” ucap Bupati Fahmi dengan senyum lebar, seolah menegaskan bahwa berbagi bisa dimulai dari hal paling sederhana.
Kebutuhan Darah Tinggi, Partisipasi Jadi Kunci
Purbalingga mencatat kebutuhan 2.300 kantong darah setiap bulan. Angka yang tidak kecil ini jadi alarm penting bahwa kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan. Satu kantong darah bisa diolah menjadi sel darah merah, trombosit, dan plasma—artinya, satu kali donor setara memberi tiga peluang hidup.
Donor Itu Keren dan Menyehatkan
Banyak orang masih berpikir donor darah bikin lemas. Padahal faktanya justru sebaliknya. Donor darah membantu menstabilkan tekanan darah, memperbarui sel-sel darah, hingga jadi screening gratis penyakit menular seperti HIV dan hepatitis.
“Setelah donor, tubuh kita malah lebih fresh karena dipaksa memproduksi darah baru. Jadi bukan bikin capek, tapi bikin segar,” tambah Fahmi.
Antusiasme Warga Melebihi Target
Angka partisipasi bikin panitia tersenyum lega. 547 orang memanfaatkan layanan Cek Kesehatan Gratis, sementara 242 orang berhasil menyumbangkan darahnya. Total 789 partisipan jauh melampaui target awal yang dipatok 726 orang.
“Respons masyarakat luar biasa, ini membuktikan bahwa gaya hidup sehat dan peduli sesama bisa jadi tren positif,” kata salah satu panitia.
Dari ASN, Komunitas, hingga Generasi Muda
Yang bikin acara ini semakin kekinian, hadirnya berbagai komunitas dan generasi muda yang ikut donor darah. Mereka melihat kegiatan ini bukan cuma soal kesehatan, tapi juga bagian dari gerakan sosial yang bisa dibagikan ke media sosial.
Bupati pun mendorong agar instansi, lembaga, bahkan komunitas anak muda terus menggelar kegiatan serupa bersama PMI. “Kalau semua rutin donor, stok darah pasti aman, dan semakin banyak nyawa bisa kita selamatkan,” tegasnya.
Donor Darah Sebagai Lifestyle Baru
Di era sekarang, gaya hidup sehat tidak lagi hanya soal olahraga atau makanan organik. Donor darah mulai dilihat sebagai lifestyle baru: simpel, menyehatkan, dan dampaknya langsung terasa bagi banyak orang.
Dengan pendekatan kekinian, aksi donor darah di Purbalingga berhasil menunjukkan bahwa kepedulian bisa dibungkus jadi sesuatu yang keren, inspiratif, dan penuh manfaat. (*)