BACAAJA, GARUT – Kalau lagi nongkrong atau nonton film, camilan renyah pedas selalu jadi pilihan tepat. Nah, salah satu jajanan yang lagi naik daun adalah cimol bojot. Beda dari cimol biasa, versi bojot ini hadir dengan sensasi pedas-gurih yang bikin ketagihan.
Nama “cimol” sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu singkatan aci digemol—tepung kanji yang dibentuk bulat kecil-kecil. Kalau cilok dimasak dengan cara direbus, cimol justru digoreng. Hasilnya, bagian luar jadi renyah sementara bagian dalam tetap kenyal.
Tapi apa yang bikin cimol bojot beda dari cimol kebanyakan? Rahasianya ada di bumbu basahnya. Setelah digoreng, cimol disiram minyak bawang putih atau chili oil yang harum banget. Kadang ada tambahan daun jeruk kering yang bikin rasanya makin kaya. Pedasnya pun lebih nendang karena meresap sampai ke dalam.
Uniknya, jajanan ini punya akar sejarah di Kampung Bojot, Kecamatan Karangpawitan, Garut. Dari situlah nama “cimol bojot” muncul dan akhirnya dikenal banyak orang.
Walaupun nggak ada catatan pasti siapa yang pertama kali bikin, warganet di media sosial ramai menyebut nama Bi Entik sebagai pelopor. Seorang food content creator, @ardiiaanwar, bahkan sempat mampir ke dapur sederhana Bi Entik dan memperlihatkan proses pembuatan cimol bojot langsung dari tangannya.
Sejak awal 2000-an, Bi Entik konsisten berjualan. Setiap hari ia membuat adonan cimol, menumbuk cabai kering, sampai meracik bumbu khas yang bikin jajanan ini beda. Dari situ, cimol bojot pelan-pelan naik daun dan kini jadi ikon jajanan Garut yang mendunia lewat media sosial.
Kalau bicara soal cita rasa, kombinasi kenyal, renyah, pedas, gurih, plus aroma bawang putih goreng bikin cimol bojot punya daya tarik tersendiri. Jauh lebih kompleks dibanding cimol bubuk pedas, asin, atau balado yang biasa kita temui.
Jadi, kalau kamu pecinta jajanan pedas, cobain deh cimol bojot ini. Siap-siap susah berhenti ngemil!
Pertanyaannya, tim cimol biasa atau tim cimol bojot?