BACAAJA, BANJARNEGARA – Suasana pasar di Banjarnegara pagi itu sedikit berbeda dari biasanya. Bukan hanya pedagang dan pembeli yang sibuk tawar-menawar, tapi juga hadir tim gabungan yang datang lengkap dengan rompi dan buku catatan di tangan. Mereka bukan belanja, tapi memastikan harga beras tetap waras di tengah naik-turunnya harga kebutuhan pokok.
Tim gabungan Satgas Pangan ini terdiri dari berbagai unsur — mulai dari Ditreskrimsus Polda Jateng, DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, Sat Reskrim Polres Banjarnegara, hingga sejumlah instansi daerah seperti Disperindagkop UKM, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, serta Bulog Purwanegara.
Sejak pukul 09.10 WIB, mereka bergerak meninjau beberapa titik penting, mulai dari pasar induk Banjarnegara, Toko Serba Ada Topaz Gayam, hingga produsen beras UD Sinar Padi di Kecamatan Petambakan.
Kasat Reskrim Polres Banjarnegara, AKP Sugeng Tugino, mengatakan kegiatan ini adalah bagian dari langkah konkret menjaga kestabilan harga beras di tengah permintaan masyarakat yang terus meningkat.
“Sat Reskrim bersama Satgas Pangan turun langsung untuk memastikan harga beras di lapangan tetap sesuai ketentuan,” ujarnya.
Menurutnya, pengawasan harga bukan cuma soal angka di timbangan, tapi juga memastikan pasokan dan distribusi berjalan lancar.
Harga eceran tertinggi (HET) untuk beras premium dipatok Rp14.900 per kilogram, sementara beras medium berada di angka Rp13.500.
Selain memeriksa harga, tim gabungan juga mengecek mutu dan kelengkapan informasi di kemasan beras. Mulai dari nama produsen, alamat, berat bersih, hingga tanggal kedaluwarsa — semua dicek satu per satu.
Langkah itu bukan sekadar formalitas, tapi untuk memastikan hak konsumen benar-benar terlindungi.
“Kami ingin masyarakat dapat beras dengan harga wajar, mutu terjamin, dan sesuai ketentuan pemerintah,” tambah AKP Sugeng.
Pengecekan berlangsung cukup lancar. Hasil sementara menunjukkan sebagian besar pedagang sudah menjual sesuai HET yang berlaku.
Sebagai bentuk sosialisasi, petugas juga menempelkan stiker HET di lapak-lapak pedagang agar lebih mudah dilihat oleh pembeli.
Tindakan ini disebut sebagai langkah edukatif dan preventif agar masyarakat tahu standar harga resmi dari pemerintah.
“Kami juga mengimbau para pelaku usaha untuk tetap menjual sesuai harga HET, agar tidak ada yang dirugikan,” ujar Sugeng.
Satgas menegaskan, pengawasan semacam ini akan terus dilakukan secara rutin, terutama menjelang musim tanam dan panen raya, saat fluktuasi harga beras sering terjadi.
Selain itu, tim juga berencana melibatkan lebih banyak unsur masyarakat agar pengawasan berjalan transparan dan berkelanjutan.
Tujuannya jelas — memastikan tidak ada pihak yang bermain curang di balik kebutuhan pokok masyarakat.
Langkah-langkah seperti ini, kata Sugeng, bukan untuk menakut-nakuti pedagang, tapi agar pasar tetap sehat dan adil bagi semua.
Dengan harga yang stabil, diharapkan masyarakat Banjarnegara bisa berbelanja dengan tenang tanpa khawatir harga beras tiba-tiba melonjak.
Dan bagi pedagang, adanya kepastian harga juga membantu menjaga kepercayaan pembeli.
Di akhir kegiatan, tim Satgas menegaskan akan terus memantau pergerakan harga beras dan pasokannya, terutama di jalur distribusi utama.
Banjarnegara, dengan wilayah pertanian yang luas, diharapkan bisa menjadi contoh daerah yang mampu menjaga stabilitas pangan tanpa tekanan spekulan.
Langkah kecil di pasar hari ini, diharapkan jadi pondasi besar untuk menjaga ketahanan pangan di masa depan. (*)


