BACAAJA, KETAPANG — Drama keracunan massal dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ketapang, Kalimantan Barat, makin absurd.
Menu yang harusnya sehat dan aman buat anak-anak sekolah malah nyeleneh: ikan hiu goreng.
Iya, beneran hiu. Bukan tongkol, bukan lele, bukan kembung. Hiu betulan.
Ini menu MBG lho, bukan lagi bikin konten survival YouTube.
Apalagi, sejumlah jenis hiu merupakan hewan yang dilindungi. Diburu saja kagak boleh, apalagi buat lauk MBG.
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, ngaku kalau ini murni keteledoran dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mulia Kerta.
Bukan lagi teledor. Ini sudah masuk kategori kelalaian tingkat dewa.
“Soal menu ikan hiu, itu kesalahan. Mereka nggak teliti. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” kata Agus ke wartawan, Rabu (24/9/2025).
Agus juga sadar kalau ikan hiu jelas bukan pilihan menu yang wajar buat anak SD.
Selain jarang dikonsumsi, ada potensi kandungan merkuri yang bisa bikin sakit perut massal.
“Harusnya pilih menu yang ramah anak. Anak-anak jarang banget makan hiu. Bisa saja ikan hiu ini ada kandungan berbahaya,” tambahnya.
Kalau terbukti jadi biang kerok keracunan, Agus janji dapur SPPG Mulia Kerta bakal ditutup permanen.
25 orang keracunan
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira, nyebutin jumlah korban keracunan di SDN 12 Benya Kayong nambah jadi 25 orang (24 murid + 1 guru).
Delapan pasien baru masuk Selasa malam.
“Total yang ditangani 25 orang,” kata Feria di RSUD dr. Agoesdjam.
Dari jumlah itu, 22 udah pulang, tapi 3 orang masih opname gara-gara demam, mual, dan sakit perut. Semua biaya ditanggung pemda.
Sampel makanan, termasuk si “hiu goreng” yang jadi tersangka utama, udah dilempar ke BPOM Kalbar buat diuji lab. Hasilnya masih ditunggu.
Lebih 99 persen SPPG tak layak
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menyoroti soal Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) yang harus dimiliki oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai bukti pemenuhan standar mutu serta persyaratan keamanan pangan.
Dikutip dari rilis resmi KSP, dari 8.583 SPPG atau dapur makan bergizi gratis (MBG), hanya 34 SPPG yang memiliki SLHS sehingga 8.549 lainnya belum mengantongi SLHS hingga 22 September 2025.
Artinya, tak sampai satu persen SPPG yang memenuhi standar.
“Jadi singkatnya, SPPG itu harus punya SLHS dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) sebagai upaya mitigasi dan pencegahan keracunan pada program MBG,” kata Qodari, Senin (22/9/2025). (*)