BACAAJA, SEMARANG- Siapa sangka, tumpukan sampah di TPA Jatibarang, Mijen, bentar lagi nggak cuma jadi masalah bau dan pemandangan yang bikin risih. Kalau rencana Pemkot Semarang mulus, sampah-sampah itu bakal berubah jadi energi listrik lewat proyek Pengelolaan Sampah jadi Energi Listrik (PSEL).
Sekretaris Bappeda Kota Semarang, M Luthfi Eko Nugroho bilang, kalau proyek ini jalan lewat skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Saat ini, prosesnya udah masuk tahap lelang buat nyari badan usaha yang bakal jadi pelaksana.
“Targetnya secepatnya ya. Harapannya awal 2026 proses pengadaan selesai, langsung lanjut ke konstruksi. Cuma ya masih ada tahapan kayak masa sanggah, inspeksi pusat, dan pendampingan,” jelas Luthfi, Rabu (24/9).
Kenapa ini penting? Produksi sampah di Semarang sekarang udah tembus 1.000-1.200 ton per hari. Kalau nggak diolah dengan cara baru, TPA Jatibarang bisa overload dan jadi bom waktu buat lingkungan. Dengan PSEL, masalah sampah bisa ditekan, plus ada bonus listrik buat masyarakat.
Sebelumnya, Kepala DLH Kota Semarang, Arwita Mawarti, pernah blak-blakan soal kondisi ini. “Kondisi TPA Jatibarang kritis. Kami perkirakan cuma sanggup menampung 3 sampai paling lama 5 tahun lagi. Jadi penanganan segera itu wajib banget,” tegas Arwita, beberapa waktu lalu.
Arwita juga bilang, selama nunggu PSEL bener-bener jalan (butuh waktu 3-4 tahun), solusi paling realistis yang ditempuh adalah ubah sistem open dumping jadi sanitary landfill. Dengan metode ini, sampah ditutup tanah biar lebih aman buat lingkungan.
Langkah Sementara
“Kami sedang mengupayakan perbaikan sarana-prasarana biar bisa segera beralih ke sanitary landfill. Ini langkah cepat yang bisa diambil sambil nunggu pembangunan PSEL selesai,” tambahnya.
FYI, proyek PSEL ini bukan sekadar wacana. Dasarnya udah kuat lewat Perpres No. 35 Tahun 2018, yang masuk daftar program strategis nasional. KLH juga ngasih deadline: semua TPA di Indonesia harus stop open dumping paling lambat 2026.
Artinya, waktu Semarang cuma tinggal setahun buat beresin sistemnya. Kalau semua berjalan sesuai rencana, Jatibarang nggak lagi jadi gunungan sampah yang bikin resah, tapi bakal berubah jadi pusat energi listrik baru buat masyarakat. (*)