BACAAJA – Ternyata guys, ketersediaan air di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) masih jadi PR besar banget buat pembangunan kota baru ini
Menurut riset dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), area IKN dan sekitarnya punya air permukaan yang super terbatas —cuma sekitar 0,51% dari total wilayah!
Riset ini pakai data satelit yang dianalisis tim dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN pakai metode Artificial Neural Network (ANN). Keren sih, tapi hasilnya cukup bikin was-was
“Hasil riset ini jadi warning dini buat pemerintah dan tim perencana IKN,” kata Laras Tursilowati, Peneliti Ahli Utama BRIN.
Padahal Kalimantan terkenal sering hujan, tapi ternyata airnya nggak banyak yang nyerap ke tanah. Kebanyakan langsung ngalir gitu aja (alias runoff) gara-gara kurang area resapan dan vegetasi alami yang makin berkurang
Jadi, kalau musim kemarau bisa kekeringan, tapi pas musim hujan malah rawan banjir. Double kill banget
Data BRIN juga bilang, 79% wilayah IKN nggak punya cadangan air signifikan, dan cuma sebagian kecil yang punya air permukaan tinggi. Sisanya sekitar 20% cuma punya air di vegetasi, tapi itu pun nggak bisa langsung dipakai buat air bersih.
Masalah tambah rumit karena tanah gambut dan rawa di sekitar IKN bikin airnya asam dan banyak zat besi, jadi butuh teknologi khusus buat bisa diminum.
“Kalau nggak ada langkah konkret, krisis air di IKN bisa datang lebih cepat dari yang diprediksi. Dampaknya? Bisa nurunin kualitas hidup bahkan nyulut konflik sosial,” tegas Laras.
Makanya, BRIN nyaranin konsep “Sponge City”, alias kota yang bisa nyerap dan nyimpen air hujan lewat taman, ruang hijau, dan drainase alami
Selain itu, bikin embung, waduk kecil, dan reboisasi juga penting banget buat nambah cadangan air dan bantu tanah biar lebih nyerap air.
Riset ini diharapkan jadi dasar kuat buat pemerintah, akademisi, dan sektor swasta buat kolaborasi cari solusi berkelanjutan. Soalnya, IKN bukan cuma soal teknologi canggih, tapi juga harus siap hadapi tantangan lingkungan
Seperti kata Laras, membangun IKN berarti membangun masa depan. Dan masa depan nggak akan bertahan tanpa jaminan air bersih. (*)