Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: BGN Ajukan Anggaran MBG 2026 ke DPR Sebesar Rp 335 Triliun
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Nasional

BGN Ajukan Anggaran MBG 2026 ke DPR Sebesar Rp 335 Triliun

Negara butuh keberanian untuk mengubah pendekatan dari memberi makan menjadi mendidik gizi. Total anggaran makan bergizi gratis sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahun, hanya jadi pemborosan negara jika targetnya hanya memberi makan.

baniabbasy
Last updated: Juli 15, 2025 11:11 am
By baniabbasy
4 Min Read
Share
BGN mengajukan anggaran untuk program MBG tahun 2026 sebesar Rp 335 triliun. Sasaran 82,9 juta penerima. Dalam setiap bulan sebesar Rp25 triliun.
BGN mengajukan anggaran untuk program MBG tahun 2026 sebesar Rp 335 triliun. Sasaran 82,9 juta penerima. Dalam setiap bulan sebesar Rp25 triliun.
SHARE

NARAKITA, JAKARTA- Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) mengajukan anggaran sebesar Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2026. Anggaran sebesar itu guna menyasar ke 82,9 juta penerima.

Jumlah itu merujuk pada surat dari Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/BAPPENAS bahwa pagu indikatif aggaran BGN tahun 2026 sebesar Rp217 triliun. Lalu ditambah pengajuan penambahan anggaran sebesar Rp118 triliun. Kebutuhan anggaran progam MBG sendiri dalam setiap bulannya di tahun 2026 mencapai Rp25 triliun.

Kepala BGN Dadan Hindayana mengakui bahwa total anggaran MBG 2026 yang diajukannya tersebut belum disetujui DPR. “Tentunya akan kita bahas terlebih dahulu, kita akan bedah secara mendalam sebelum mengambil keputusan. Ini menjadi salah satu fungsi penganggaran dan pengawasan DPR,” ujarnya.

Pengajuan anggaran sebesar Rp118 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk tahun anggaran 2026 dinilai DPR sebagai bentuk pemborosan apabila sekedar untuk membagikan makanan gratis, tanpa mengatasi masalah-masalah yang menjadi penyebab masyarakat kekurangan gizi.

Pemborosan
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini menanggapi usulan tambahan anggaran sebesar Rp 118 triliun yang diajukan BGN untuk pelaksanaan Program MBG tahun 2026 sebagai pemborosan.

“Program ini akan menjadi pemborosan terbesar jika hanya difokuskan pada pengadaan makanan tanpa menyentuh akar masalah yang selama ini menjadi penyebab krisis gizi,” kata Yahya Zaini, Senin (14/7/2025) di Jakarta.

Akar masalah yang menjadi penyebab krisis gizi di Indonesia, imbuh Yahya, diantaranya seperti rendahnya edukasi gizi sejak usia dini, lemahnya akses terhadap pangan sehat dan terjangkau di daerah, serta minimnya literasi nutrisi di sekolah-sekolah.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, BGN mengajukan tambahan nggaran sebesar Rp118 triliun untuk MBG dalam pagu anggaran 2026. Sebelumnya, Kementerian Keuangan dan Bappenas RI mengajukan angka perkiraan dalam pagu indikatif, terkait kebutuhan anggaran MBG 2026 sebesar Rp217 triliun.

Jika pada akhirnya usulan tambahan anggaran yang diajukan BGN nantinya disetujui DPR, Yahya menilai ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian. Ia memandang, program MBG tidak boleh berhenti sebagai proyek distribusi makanan secara massal.

“Tetapi juga harus menjadi tonggak awal reformasi menyeluruh terhadap sistem gizi nasional yang selama ini rapuh, fragmentaris, dan berorientasi jangka pendek,” papar politisi Partai Golkar ini.

Yahya berpandangan, pendekatan konsumtif yang berbasis volume dan kejar target penerima harus mulai diimbangi dengan strategi transformatif berbasis keberlanjutan. “Program MBG adalah program mulia, namun anggaran yang besar harus diarahkan tidak hanya untuk memberi makan, tetapi untuk mengubah pola konsumsi, memperbaiki rantai pasok pangan lokal, dan memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang benar dan berimbang,” terang Yahya.

Pimpinan Komisi Kesehatan DPR itu juga menekankan pentingnya integrasi lintas sektor. Menurutnya, program MBG harus terhubung secara sistematis dengan penguatan pertanian lokal berbasis komunitas, agar pasokan bahan makanan tidak bergantung pada distributor besar atau logistik terpusat.

“Perlu pemberdayaan para ibu dan komunitas keluarga dalam menyusun pola konsumsi rumah tangga berbasis gizi. Kemudian, kolaborasi dengan sekolah, puskesmas, dan kader kesehatan sebagai garda terdepan dalam edukasi gizi,” sebutnya.

Selain itu, lanjut Yahya, diperlukan digitalisasi sistem pemantauan status gizi anak, agar program tidak hanya mencatat distribusi namun juga mencatat perubahan konkret pada kondisi gizi penerima.

“Jika anggaran besar hanya disalurkan tanpa disertai reformasi sistemik, maka kita hanya mengulang pola bantuan pangan konvensional yang tidak menyelesaikan persoalan structural. Negara butuh keberanian untuk mengubah pendekatan dari ‘memberi makan’ menjadi ‘mendidik gizi’,” tukasnya.(*)

You Might Also Like

Embun Es dari Dieng hingga Bromo, Fenomena Mbediding Diperkirakan hingga Agustus

Kereta Petani–Pedagang: Jalan Tengah Membangun Ekonomi Desa dan Menekan Urbanisasi

Nasdem Wacanakan Moratorium Pembangunan IKN

UMKM Jateng Siap Mendunia, Dekranasda Genjot Pendampingan dan Digitalisasi

Ribuan Orang Turun Jalan, Teriakan ‘Turunkan Sudewo Sekarang Juga’ Menggema di Pati

TAGGED:Anggaran MBG Ratusan TriliunheadlineMBGTotal anggaran MBG 2026 335 triliunYahya Zaini
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Suara Wanita Mendesah Menggema di GBK, Pihak Pengelola Akhirnya Angkat Bicara
Next Article Foto ilustrasi seorang warga mengangkat sekarung beras di gudang Bulog. Awas! Beras yang anda konsumsi beras oplosan yang dikata preimum ternyata kwalitasnya tidak sama. Jangan heran jika dimasak mudah basi dan tidak tahan lama. Awas! Beras Yang Anda Konsumsi, Premium ‘Oplosan’

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Tetap Optimis Meski Situasi Negeri Nggak Baik-Baik Aja, Begini Triknya

Gampang Banget! Rahasia Kulit Lumpia Lentur Anti Robek, Cuma Butuh 4 Bahan

Wajib Waspada! Bedain Batuk Biasa dengan Gejala Awal Kanker Paru Biar Nggak Kecolongan

7 Parfum Refill Pria Favorit Cewek, Wangi Bikin PDKT Auto Lancar

Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes, meninggal dalam kondisi tak wajar.

Kalau Benar Iko Unnes Korban Laka, Murni Kecelakaan atau karena Dikejar Polisi?

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Daerah

Food Waste Tembus Rp 2,4 T, Wali Kota Luncurin “Srikandi Pangan” Biar Makanan Nggak Mubazir

Agustus 21, 2025
Hukum

Mbak Ita Masuk Sidang Vonis Pakai Lurik Merah, Semua Mata Tertuju

Agustus 27, 2025
Nasional

Korlantas & Kemenhub Gaspol Menuju Zero ODOL 2027, Safety Week Jadi Alarm Keselamatan Jalan

Agustus 27, 2025
Mbak Ita (kerudung pink) konsultasi sama penasihat hukumnya untuk menyikapi putusan hakim, Rabu (27/8/2025). (bae)
Hukum

Hot News! Mbak Ita Semarang Dihukum 5 Tahun Penjara, Plus Didenda Rp 300 Juta

Agustus 27, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?