BACAAJA, SEMARANG – Warung kelontong Madura punya ciri khas yang gampang banget dikenali: buka nonstop, 24 jam penuh. Siang malam gantian jaga, tapi pintu nggak pernah tertutup.
Alex, salah satu penjaga warung Madura di kawasan Semarang Barat, cuma ketawa waktu ditanya soal jam kerja.
“Pokoknya buka terus. Tutupnya kalau kiamat dah,” ucap Alex setengah bercanda saat saya temui, Rabu (15/10/2025).
Kata dia, orang mau belanja nggak kenal jam. Kadang tengah malam, kadang subuh. Kalau tutup, kasihan orang lain.
Di balik alasannya yang sok pahlawan, ada kenyataan sederhana tapi keras: kalau warung tutup, artinya nggak ada pemasukan.
Alex dan teman-teman sesama penjaga warung Madura paham betul ritme hidup. Waktu orang lain tidur, mereka justru sibuk menata stok, bikin kopi, atau ngitung kembalian.
Kerja model begini jelas nggak gampang. Tapi bagi mereka, hidup di tanah rantau perlu usaha lebih biar bisa bertahan. Dengan begitu bisa hidup layak.
Alex sudah lama menjadi penjaga warung Madura. Dulu ia menjaga toko di Jakarta, sebelum akhirnya pindah ke Semarang dengan kerja yang sama.
Alex statusnya hanya karyawan, bukan pemilik. Kini ia menjaga Toko Sembako Madura Rahel Jaya yang berlokasi di Jalan Abdurrahman Saleh, tepat di seberang Asrama Haji Manyaran.
Dia cerita, sistem jaga di warung Madura itu biasanya gantian. Ada yang shift malam, ada yang siang. Tapi kalau lagi sepi, ya tidur-tiduran di toko nunggu pelanggan datang.
Warung tempat Alex kerja ada di pinggir jalan ramai. Etalasenya penuh, dari rokok, mi instan, sampai sabun batang.
Di pojok dalam tokonya ada kompor kecil dan termos air panas. Senjata utama buat bikin kopi atau mie rebus dadakan.
Pelanggan datang dari segala kalangan. Warga perumahan, mahasiswa, sampai para pengemudi ojek online. Warung Madura siap melayani kapanpun pelanggan membutuhkan.
Bagi mereka, buka 24 jam bukan sekadar strategi dagang, tapi gaya hidup. Mungkin benar kata Alex, warung Madura cuma akan tutup kalau benar-benar kiamat datang.
Bahkan, Habib Jakfar, tokoh agama asal Madura pernah berseloroh. Kiamat pun warung Madura tetap buka setengah hari, siapa tahu ada yang lapar. (bae)