BACAAJA, KLATEN- Dulu sinyal susah, sekarang auto online! Program internet gratis dari Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi resmi bikin banyak desa blankspot berubah jadi hotspot kece. Salah satunya di Desa Wisata Balerante, Kemalang, Klaten, yang sekarang punya akses Wi-Fi publik gratis setelah bertahun-tahun jadi “daerah tak bertuan” sinyal.
Kepala Diskominfo Jateng, Agung Hariyadi, yang turun langsung ngecek jaringan di Balerante, Jumat (3/10), bilang kalau program ini memang ditargetin buat desa-desa yang selama ini terisolasi digital.
“Internet sekarang bukan cuma buat chatting, tapi juga penggerak ekonomi dan pelayanan publik di era digital,” ujarnya. Program ini fokus ke empat kategori desa: blankspot, desa wisata, desa miskin ekstrem, dan desa rawan bencana. Untuk desa wisata kayak Balerante, internet jelas jadi senjata promosi destinasi dan produk UMKM biar makin dikenal, bahkan bisa tembus pasar global.
Hasilnya? Tahun 2025 aja sudah ada 327 desa yang dipasang jaringan internet gratis. Total sejak awal program, ada 866 titik blankspot yang berhasil dikover Pemprov Jateng. Targetnya sih, 2029 semua desa blankspot di Jawa Tengah udah full terkoneksi.
Cerita serunya, pemasangan di Kalitalang, spot wisata Balerante nggak gampang. Zizik Mudiono dari penyedia layanan internet bilang, mereka harus narik kabel fiber 5 km ditambah bikin 11 tiang baru. “Biasanya pasang sehari kelar, ini sampai 15 hari. Medannya susah banget,” ungkapnya.
Tapi perjuangan itu nggak sia-sia. Begitu Wi-Fi nongol dengan nama jaringan “JatengNgopeniNglakoni”, dampaknya langsung terasa. UMKM bisa nerima pembayaran nontunai lewat QRIS, promosi wisata jalan kenceng di TikTok & Instagram, dan wisatawan betah lebih lama.
Angka Kunjungan
Ketua Pengelola Wisata Kalitalang, Jainu bilang, sebelum ada internet banyak anak muda batal beli tiket atau jajan karena nggak bisa bayar QRIS. “Sekarang beda, mereka bisa transfer langsung, malah jadi betah nongkrong lebih lama,” katanya. Data kunjungan pun naik gila-gilaan, dari 59 ribu wisatawan di 2024 jadi tembus 125 ribu sampai September 2025.
Internet gratis juga jadi penyelamat soal keamanan. Lokasi wisata yang dekat Merapi bisa langsung terhubung sama update kondisi gunung dari BPPTKG setiap enam jam. Kalau ada situasi darurat, pengelola bisa cepat kasih tahu ke pengunjung.
Wisatawan pun happy. Fazli, turis asal Pakistan, ngakunya dulu ribet banget karena SIM card nggak nyala di kawasan tinggi. “Sekarang begitu sampai parkiran, langsung dapat Wi-Fi. Bayar QRIS lancar, upload foto lancar. Ini bantu banget buat turis asing,” katanya.
Hal yang sama dirasakan Intan Amalia dari Gunungkidul. Dulu sering gagal janjian sama temen karena sinyal ilang, sekarang gampang banget karena bisa langsung chat lewat Wi-Fi. “Bahkan pernah lucu, janjian tapi nggak tahu muka temennya. Begitu ada Wi-Fi, bisa saling kirim foto biar ketemu,” ceritanya sambil ketawa.
Dengan program ini, desa-desa blankspot di Jawa Tengah pelan-pelan berubah jadi hotspot yang nggak cuma bikin warga melek digital, tapi juga bikin ekonomi lokal makin naik level. Dari sinyal yang tadinya “mati gaya”, sekarang desa bisa hidup lagi. (*)