BACAAJA, JAKARTA – Sejak aksi protes masyarakat dan mahasiswa pada akhir Agustus 2025, perhatian publik ke DPR RI makin ketat.
Gerak-gerik para wakil rakyat disorot, mulai dari kinerja, cara bicara, unggahan barang mewah di media sosial, hingga latar belakang pendidikan.
Soal pendidikan, Badan Pusat Statistik (BPS) sempat merilis laporan berjudul Statistik Politik 2024. Dokumen itu memuat data resmi terkait pendidikan terakhir anggota DPR RI periode 2024–2029.
Sumber datanya sendiri berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang sejak awal mencatat informasi para caleg ketika mendaftar.
Dari laporan itu, muncul fakta menarik. Meski sebagian besar anggota DPR berstatus lulusan perguruan tinggi, ternyata ada juga 63 orang yang cukup lulusan SMA.
Angka ini setara dengan 10,85 persen dari total 580 anggota DPR RI terpilih dalam Pemilu 2024 lalu. Jumlah itu tentu tak kecil, mengingat mereka kini duduk di kursi pengambil kebijakan.
Ada juga perbedaan tren bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada Pemilu 2019, lulusan S2 mendominasi dengan persentase 36,58 persen.
Namun di Pemilu 2024, kursi DPR paling banyak diisi oleh lulusan S1, yakni sebanyak 26,72 persen atau 155 orang.
Selain S1 dan SMA, ada 119 anggota DPR lulusan S2, 29 lulusan S3, dan hanya tiga orang yang tercatat lulusan D3. Gambaran ini menegaskan keberagaman latar pendidikan para wakil rakyat di Senayan.
Namun, ada catatan yang bikin alis terangkat. Dari total 580 anggota DPR, sebanyak 211 orang tidak mencantumkan pendidikan terakhir mereka saat pendaftaran.
Entah lupa, entah sengaja, atau sekadar malas mengisi kolom data—publik tentu berhak bertanya-tanya mengapa hal sepenting pendidikan bisa dibiarkan kosong.
Kalau ditelusuri lebih jauh, BPS juga menyajikan data asal daerah para anggota DPR menurut pendidikan terakhirnya.
Untuk kategori lulusan SMA, Jawa Tengah menyumbang sepuluh orang. Sementara yang tak menyebutkan pendidikannya, dari Jawa Tengah 32 orang. (*)