BACAAJA,NEW DELHI – Siapa bilang kepala botak cuma jadi bahan candaan? Bagi Shafeek Hashim (36), travel vlogger asal India, kepala licinnya justru jadi aset bisnis. Ia menyewakan jidat dan kulit kepalanya sebagai tempat pasang iklan merek, layaknya papan reklame berjalan—atau tepatnya, papan reklame berkepala.
Bukan tato permanen, iklan yang ia pajang adalah tato temporer. Kontrak pertamanya langsung mencetak angka menggiurkan: Rs50.000 atau sekitar Rp9,4 juta untuk promosi tiga bulan. Merek pertama yang berani tampil di kepalanya adalah sebuah klinik rambut dan kulit berbasis di Kochi, India.
Gagasan unik ini lahir saat Shafeek mempertimbangkan transplantasi rambut. “Akhirnya saya sadar, kebotakan ini alami, nggak perlu malu. Jadi kenapa nggak dijadikan peluang kreatif?” katanya, dikutip dari The New Indian Express.
Dengan percaya diri, ia mengunggah penawaran “kepala botak untuk disewa” di media sosial. Responnya? Meledak. Media, warganet, hingga perusahaan tertarik, bahkan sebelum ia memulai kampanye pertamanya.
Dalam kontrak, Shafeek berkomitmen merilis minimal tiga video YouTube selama tiga bulan, memastikan logo sponsor terpampang jelas di setiap frame. “Kepala saya akan saya tonjolkan supaya penonton nggak mungkin nggak notice,” ujarnya sambil tertawa.
Meski mudah dihapus, tato iklan itu ternyata menyimpan pesan lebih besar. Shafeek mengklaim bisa jadi orang pertama di India—bahkan dunia—yang memonetisasi kebotakan untuk branding. “Bukan demi viral, tapi untuk ubah cara pandang orang soal citra tubuh,” tegasnya.
Lewat akun Instagram, ia membagikan perjalanan hidupnya: dari sering diejek teman kuliah karena botak, hingga sekarang jadi simbol percaya diri. “Dulu diejek, sekarang saya dibayar. Itu namanya upgrade,” selorohnya.
Shafeek tak hanya memanfaatkan kepala botaknya, tapi juga popularitasnya di kanal YouTube 70mm Vlogs, yang kini punya lebih dari 28 ribu pelanggan. Latar belakangnya sebagai produser program di Kerala dan Arab Saudi membuatnya piawai mengubah ide aneh menjadi konten menarik.
Meski idenya nyentrik, dampaknya serius: ia mengajak audiens untuk melihat kekurangan sebagai peluang. “Kalau kita percaya diri, orang lain akan ikut percaya,” ucapnya.
Ke depan, ia berharap tawaran sponsor makin bervariasi, dari brand lokal sampai internasional. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, jidatnya bisa menampilkan logo global yang ditonton jutaan orang.
Satu hal pasti: Shafeek telah membuktikan bahwa kreativitas bisa datang dari mana saja—bahkan dari pantulan sinar di kepala botak. (*)