BACAAJA, SEMARANG- Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kota Semarang, Puspita Rini bilang, peringatan tahun ini memang dibuat lebih interaktif sesuai arahan Wali Kota. Tujuannya, biar generasi muda nggak cuma nonton, tapi ngeh makna perjuangan di balik acara ini.
“Kami ingin tampil beda. Bukan cuma teatrikal, tapi juga ada tari dan musik orkestra biar lebih hidup dan menghibur. Semangat heroiknya harus terasa,” kata Puspita.
Nggak main-main, acara ini bakal melibatkan lebih dari 1.900 peserta dari berbagai unsur: TNI, Polri, Pramuka, Tagana, Karang Taruna, pelajar SMA/SMK, sampai komunitas seni.
Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) juga ikut nimbrung lewat workshop sejarah, pameran arsip, sampai pembacaan puisi oleh Bunda Literasi. Sementara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) siap bawain vibe nostalgia lewat “Keroncong Kemerdekaan”.
Selain jadi hiburan, acara ini juga dikemas buat edukasi sejarah dan menumbuhkan rasa bangga jadi warga Semarang. “Kami ingin anak muda tahu, perjuangan mempertahankan kemerdekaan juga terjadi di Semarang, bukan cuma di kota lain,” tambahnya.
Bagian paling ditunggu tentu aja teater kolosal garapan komunitas Teater Pitulas, yang bakal menampilkan adegan heroik pertempuran di sekitar Tugu Muda tahun 1945. Bayangin aja: orkestra, tari kolaboratif, dan cahaya kembang api, semua jadi satu di malam penuh semangat itu.
Pengalihan Arus
Sementara itu, biar nggak macet total, Dinas Perhubungan (Dishub) udah siapin skema pengalihan arus. Penutupan jalan mulai pukul 17.00 WIB di beberapa titik, Jl Mgr Soegijopranoto, Jl Dr Soetomo, Jl Pandanaran, dan Jl Pemuda. Info lengkapnya bisa dicek di akun resmi @dishubkotasmg.
Buat kamu yang mau nonton, parkir disiapin di Pasar Bulu, Kampus Udinus, Gereja Katedral, dan ruko sekitar Jl Pandanaran. Pemkot juga minta warga tetap tertib dan jaga kebersihan biar suasana tetap kondusif.
Malam ini, Semarang bukan cuma mengenang perjuangan, tapi juga ngerayain semangatnya, karena kota pejuang nggak cuma hidup di buku sejarah, tapi juga di hati warganya. (tebe)