Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Sakral! Kirab Kebo Kyai Slamet dan Pusaka Keraton Solo saat Malam 1 Suro
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Unik

Sakral! Kirab Kebo Kyai Slamet dan Pusaka Keraton Solo saat Malam 1 Suro

Saat Malam 1 Suro, masyarakat Solo menantikan kirab yang dipimpin kebo bule keturunan Kyai Slamet. Kotoran kebo bule ini dipercaya membawa berkah.

R. Izra
Last updated: Juni 26, 2025 11:25 am
By R. Izra
5 Min Read
Share
Kirab kebo bule Kyai Slamet pada Malam 1 Suro, di Kota Solo, menjadi momen yang dinantikan masyarakat.
Kirab kebo bule Kyai Slamet pada Malam 1 Suro, di Kota Solo, menjadi momen yang dinantikan masyarakat.
SHARE

NARAKITA, SOLO – Malam 1 Suro pada tahun 2025 ini jatuh pada Kamis (26/6/2025). Malam 1 Suro berdasarkan penanggalan Jawa, bersamaan dengan malam 1 Muharaam dalam penanggalan Hijriah atau penanggalan Islam.

Momentum malam 1 Suro dianggap sakral oleh mayoritas masyarakat Jawa. Terlebih di Kota Solo, yang merupakan cikal-bakal berdirinya Kerajaan Mataram.

Salah satu tradisi yang paling dinanti adalah Kirab Pusaka Keraton Surakarta Hadiningrat, yang digelar setiap malam pergantian tahun Jawa.

Kirab dimulai dari dalam kompleks Keraton Surakarta tepat pukul 00.00 WIB.

Arak-arakan ini menyusuri jalan-jalan protokol Kota Solo selama kurang lebih empat jam.

Dalam iring-iringan tersebut, tampil pula kerbau bule atau Kebo Kyai Slamet, sosok yang dipercaya membawa berkah dan perlindungan bagi kerajaan.

Tradisi malam 1 Suro di Jawa merupakan bagian dari laku spiritual atau tirakat, yang dilakukan untuk merenungi kehidupan, membersihkan diri, dan memohon keselamatan di tahun baru.

Keraton Surakarta mengekspresikan nilai-nilai ini melalui kirab pusaka dan ritual jamasan (pencucian benda-benda pusaka).

“Kirab ini digelar untuk menghormati dan memperingati Bulan Suro,” ujar KRT Kalinggo Honggopuro, Humas Keraton Surakarta, dikutip dari buku Perayaan 1 Suro di Pulau Jawa karya Julie Indah Rini.

Kebo Kyai Slamet
Sosok Kebo Kyai Slamet selalu menjadi sorotan dalam kirab malam 1 Suro.

Kerbau berkulit putih ini dipercaya sebagai penjaga pusaka tak kasat mata bernama Kyai Slamet, yang hanya diketahui oleh Raja.

“Kyai Slamet sebenarnya bukan nama kerbau. Itu nama pusaka gaib. Kerbau-kerbau ini disebut ‘Kerbau Kyai Slamet’ karena bertugas menjaga pusaka tersebut,” jelas KRT Kalinggo dalam buku tersebut.

Jumlah kebo yang ikut kirab semakin tahun jumlahnya semakin sedikit dan hanya ada empat ekor kerbau bule yang ikut serta.

Mereka berjalan paling depan dalam iring-iringan, menjadi cucuk lampah atau pembuka jalan bagi 13 pusaka kerajaan lainnya.

Beberapa pusaka yang dikirab antara lain: Kanjeng Kyai Baru, Kanjeng Kyai Kebo Mas, Kanjeng Kyai Brekat, Kanjeng Kyai Batok, Kanjeng Kyai Kertaraharja, Kanjeng Kyai Jompong, dan sejumlah pusaka lain yang ditentukan langsung oleh Sinuwun (Raja Keraton).

Setiap pusaka dibungkus kain beludru, diangkat oleh dua orang abdi dalem, dan dijaga dengan ketat oleh petugas khusus yang terus membakar kemenyan.

Selama kirab, peserta tidak diperkenankan berbicara, makan, merokok, maupun minum. Semuanya diwajibkan menjaga sikap dan berpakaian sopan sebagai bentuk penghormatan terhadap ritual sakral ini.

Saat kirab berlangsung, sejumlah abdi dalem melakukan tirakat malam 1 Suro dengan semedi di Paningrat dan sebagian lagi berdoa di Masjid Pudyasana.

Ritual ini berakhir sekitar pukul 03.30 pagi ketika seluruh rombongan kirab kembali ke keraton.

Usai kirab, pusaka-pusaka akan disimpan kembali di nDalem Ageng Prabasuyasa, ruangan khusus yang dijaga abdi dalem perempuan.

Sejarah Kyai Slamet
Kisah kerbau Kyai Slamet berakar dari sejarah Keraton Kartasura di abad ke-17, masa pemerintahan Pakubuwono II. Saat terjadi pemberontakan oleh Pangeran Mangkubumi, sang raja mengungsi ke Ponorogo.

Di sana, ia menerima wahyu bahwa agar kerajaan tetap selamat, pusaka Kyai Slamet harus dijaga sepasang kerbau bule.

Secara ajaib, Bupati Ponorogo yakni Kyai Hasan Besari Tegalsari mempersembahkan sepasang kerbau albino kepada sang raja.

Persembahan itu diterima dan dibawa kembali ke Kartasura, lalu ikut berpindah ke Surakarta saat kerajaan berpindah lokasi.

Sejak saat itu, kerbau bule menjadi simbol pelindung kerajaan dan penjaga pusaka gaib. Tradisi malam 1 Suro tidak hanya sakral, tetapi juga penuh dengan unsur mistis dan kepercayaan rakyat.

Misalnya, masyarakat percaya bahwa kotoran kerbau Kyai Slamet bisa membawa berkah dan menyuburkan tanah.

Jika kerbau itu buang kotoran saat kirab, warga akan berebut mengambil dan menyimpannya sebagai jimat keberuntungan.

Tak hanya itu, sebelum kirab dimulai, sang kerbau dipercaya memiliki kebiasaan minum kopi dan makan telur mentah — sebuah kebiasaan yang terus dilakukan turun-temurun.

Meski kini jumlah kerbau keturunan Kyai Slamet terus menyusut, keberadaannya tetap dihormati dan dijaga.

Mereka dirawat di kawasan Alun-alun Selatan Keraton Solo, tempat yang juga menjadi lokasi mereka merumput sehari-hari.

Kirab malam 1 Suro ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya tak benda, tetapi juga media pelestarian nilai-nilai spiritual, sejarah, dan kebudayaan Jawa yang sarat makna. (*)

You Might Also Like

Tech Unboxed: Unveiling the Most Exciting Gadgets of the Year

Viral “Doa Berbayar” Yusuf Mansur, Netizen Heboh, Ustaz atau Content Creator?

Nih 7 Cara Anti-Mager Biar Kamu Produktif Lagi, Wajib Baca!

Baleg DPR RI; Pileg Dan Pilpres Juga Lebih Ideal Jika Dipisah

Tito ‘Restui’ Gubernur Sumut Bobby Nasution Rebut 4 Pulau Milik Aceh

TAGGED:kebo bulekebo kyai slamet solokirab kebo kyai slamet solokirab malam 1 suro solomalam 1 suro solo
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Bos PT Matahari nMakmur Sejahtera ditahan dijebloskan ke bui oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah karena korupsi sewa plaza Klaten Bos PT Matahari Masuk Bui Karena Korupsi Rp10 M
Next Article Berikut Ini Doa Awal Tahun dan Amalan yang Disunnahkan

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Agustina: Biar Ekonomi Jalan, Seni Jangan Diam

Ilustrasi aksi demosntrasi siswa SMA. (grafis/wahyu)

Siswa SMAN 11 Semarang Demo setelah Upacara, Protes ‘Skandal Smanse’

Ilustrasi pencairan uang BLT.

Begini Cara Ngecek Daftar Penerima BLT Rp900.000, Buruan Cek Ya!

Ilustrasi rekening bank.

Kabar Gembira Nih! BLT Rp900.000 Cair Hari Ini, Kamu Dapet Nggak?

Ilustrasi mobil SPPG tertemper kereta api. (grafis/wahyu).

Kronologi Mobil SPPG di Purworejo Tertabrak Kereta, Dua Orang Tewas

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Unik

Jantung Manusia Berdetak di Embrio Babi, Ilmuwan China Cetak Sejarah Baru Dunia Medis

Juni 16, 2025
Unik

Puan: Koperasi Merah Putih Bukti Negara Hadir di Desa

Juli 21, 2025
Unik

Dulu Bersinar, Kini Tong Sam-chong Nasibnya Begini

Oktober 18, 2025
Viral

Viral Lagi, Flexing Pejabat Bikin Gerah, di Akun X

September 17, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Sakral! Kirab Kebo Kyai Slamet dan Pusaka Keraton Solo saat Malam 1 Suro
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?