BACAAJA, SEMARANG – Banyak yang masih penasaran, kenapa iPhone bisa punya harga lebih tinggi dibanding Android. Padahal kalau dilihat di brosur, speknya kadang nggak jauh beda. Nah, ternyata ada cerita lain di balik harga mahal itu.
Yang pertama, Apple main di ranah citra. iPhone udah dianggap simbol lifestyle, bukan sekadar alat komunikasi. Bawa iPhone itu ibarat nunjukin status sosial. Android memang punya banyak pilihan, tapi soal gengsi, Apple masih di atas angin.
Lanjut ke software, iPhone punya iOS yang cuma ada di perangkat Apple. Sistem ini udah dioptimalkan khusus biar jalan mulus dan aman. Plus, ekosistem Apple bikin semua perangkat saling nyambung dengan gampang. Android juga oke, tapi integrasinya nggak sedeket itu.
Dari sisi desain, Apple selalu kasih kesan premium. Bodinya dari kaca tahan gores, frame alumunium atau stainless steel, finishing rapi banget. Kalau dibandingin sama Android kelas menengah, bedanya terasa jelas.
Apple juga nggak pelit buat urusan inovasi. Mereka berani keluarin duit besar buat riset dan pengembangan. Hasilnya? Fitur kayak Face ID, prosesor A-series yang kenceng, sampai kamera yang konsisten jadi sorotan. Semua itu bikin ongkos produksi tambah tinggi.
Satu lagi yang bikin beda adalah soal update. iPhone bisa dapet update iOS sampai bertahun-tahun. Jadi, meski HP udah lama, masih relevan dipakai. Android kebanyakan cuma dapat update resmi 2–3 tahun, habis itu udah ditinggal.
Di balik layar, proses produksi iPhone juga ketat banget. Komponen yang dipakai mahal, ditambah kontrol kualitas yang nggak main-main. Distribusi global mereka pun diatur dengan standar tinggi. Jadi wajar kalau harga akhirnya ikut naik.
Jadi kalau ditanya, kenapa iPhone lebih mahal, jawabannya bukan cuma soal “nama besar.” Ada banyak faktor yang bikin harga itu masuk akal: desain kelas atas, ekosistem solid, riset intensif, update panjang, sampai kualitas produksi premium.
Kalau kamu tipe yang nyari pengalaman smooth, awet, dan pengen nyemplung ke dunia Apple, harga iPhone bisa dibilang worth it. Tapi kalau fokusnya dapet spek maksimal dengan harga bersahabat, Android jelas masih jadi pilihan yang paling masuk akal.
Intinya, semua balik lagi ke gaya hidup dan prioritas. Mau rasa eksklusif ala Apple, atau fleksibilitas plus harga ramah kantong ala Android? (*)