BACAAJA, BANYUMAS – Duduk di bangku kayu sambil nunggu pesanan datang, aroma opor entok yang mengepul dari dapur Warung Entok “Nini Kenter” ini sukses bikin perut nyanyi. Lokasinya di Ban Gede, sepanjang Jalan Raya Karanglewas–Cilongok, Desa Langgongsari, Cilongok, Banyumas. Warung baru, tapi sensasinya kayak ketemu masakan nenek yang sudah lama dirindukan.
Kuah opornya kelihatan kalem, tapi jangan salah. Di balik warna putih kekuningan itu, rempahnya diam-diam nendang. Apalagi dimasaknya pakai kayu bakar, jadi aromanya seperti undangan untuk makan tanpa banyak pikir panjang.
Robbi Sofwan Amin, pengelola sekaligus juru racik, ikut mondar-mandir sambil ngecek wajan di tungku. Katanya, resep opor entok ini ia ambil dari tradisi keluarga di Wonosobo. Kental budaya, tapi tetap cocok sama lidah warga Banyumas yang demen rasa gurih lembut.
“Di Banyumas entok banyak, tapi jarang yang jadi ikon kuliner. Kita pengin angkat potensi lokal. Opor entok ini jawabannya,” ujar Robbi sambil senyum bangga.
Tak butuh lama, satu porsi pun mendarat manis di meja. Entoknya empuk, kuahnya masuk ke nasi tanpa bikin seret, terus ada lalapan daun singkong yang bikin makan terasa seperti nostalgia masa kecil di kampung.
Di meja sebelah, seorang pengunjung bernama Miftahusurur sudah selesai piring pertamanya dan mengacungkan piring kosong dengan polos.
“Saya kira entok keras, eh malah nagih. Kalau entoknya habis, kuahnya juga tetap juara,” katanya sambil garuk kepala malu-malu tapi mau nambah.
Tak jauh dari situ, Irfan Faturahman duduk santai seperti pelanggan tetap. Ternyata memang sudah tiga kali ia balik dalam seminggu.
“Rempahnya mantap, tapi tetap ringan. Ini masakan desa yang naik kelas,” ucapnya sembari menyeka kuah yang nempel di bibir.
Harga? Masih aman buat dompet date tipis-tipis. Satu porsi opor entok plus nasi sepuasnya cuma Rp30 ribu. Cocok buat makan bareng temen se-geng atau jajan bareng keluarga.
Dari luar, warung ini sederhana. Tapi begitu kamu duduk, suasana klasiknya felt banget: angin sore Cilongok mampir lewat pintu terbuka, suara motor lewat kayak backsound alami, dan aroma rempah seperti pelukan hangat.
Warung Entok “Nini Kenter” bukan sekadar tempat makan. Ia kayak perayaan rasa lokal yang bilang, “Makanan desa tuh bisa dibanggakan, loh.” Kalau lewat Cilongok dan nggak mampir, siap-siap menyesal di perjalanan pulang. (*)


