BACAAJA, SEMARANG- Kota Lama Semarang bentar lagi bakal punya identitas baru. Nggak cuma sebagai kawasan heritage, tapi juga jadi rumah bagi Museum Kartun Indonesia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, bilang pihaknya siap bantu mencarikan aset gedung milik pemkot di kawasan Kota Lama yang bisa dipakai jadi lokasi museum.
“Kota Lama Semarang punya daya tarik historis dan kultural yang kuat. Kalau ditambah Museum Kartun Indonesia, ini bakal jadi destinasi wisata sekaligus ruang kreatif yang unik dan berkelas,” kata Wing, Senin (2/9).
Gagasan ini lahir dari keresahan para kartunis, akademisi, dan seniman yang merasa arsip dan sejarah kartun Indonesia selama ini belum punya tempat representasi yang layak. Padahal, kartun bukan cuma hiburan, tapi juga catatan perjalanan bangsa, refleksi budaya, bahkan suara sosial.
Museum Kartun Indonesia diharapkan bisa jadi pusat riset, dokumentasi, sekaligus ruang belajar buat pelajar, mahasiswa, peneliti, hingga masyarakat umum. Dari sisi ekraf, museum ini juga bisa jadi ajang kolaborasi kartunis, desainer, dan pelaku industri kreatif.
Siap Berkolaborasi
Presidium Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti), Abdullah Ibnu Thalhah yang memimpin audiensi soal rencana museum merasa lega dengan dukungan Pemkot Semarang. “Indonesia sudah saatnya punya museum kartun. Kami siap kolaborasi dengan Disbudpar dan Ekraf Semarang,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Bambang Supradono dari Komite Ekonomi Kreatif Kota Semarang. Menurutnya, museum ini bakal jadi tonggak penting, bukan cuma sebagai tempat arsip dan riset, tapi juga ruang apresiasi publik.
“Tradisi kartun Indonesia panjang banget, dari masa kolonial, era kemerdekaan, sampai era digital sekarang. Sayangnya belum ada ruang yang benar-benar merekam perjalanan itu secara utuh,” kata Bambang.
Dengan komitmen pemkot, langkah menuju terwujudnya Museum Kartun Indonesia makin nyata. Semarang pun berpeluang besar jadi pionir kota kreatif yang menorehkan sejarah baru lewat kartun. (*)