Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Muktamar PPP X Berubah Jadi Arena Saling Klaim
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Politik

Muktamar PPP X Berubah Jadi Arena Saling Klaim

Muktamar X PPP diwarnai kericuhan dan klaim ganda: Mardiono dan Agus Suparmanto sama-sama mengaku terpilih aklamasi. DPP PPP menyebut aklamasi Agus ilegal, sementara Romahurmuziy menyindir klaim Mardiono “mau ngamar.” Kader bingung, partai pun kian terjebak dalam faksionalisme lama.

baniabbasy
Last updated: September 29, 2025 10:09 am
By baniabbasy
5 Min Read
Share
Muktamar X PPP tahun 2025 diwarnai kericuhan dan klaim saling menang antar dua kubu. Kader bingung, partai pun kian terjebak dalam faksionalisme lama.
Muktamar X PPP tahun 2025 diwarnai kericuhan dan klaim saling menang antar dua kubu. Kader bingung, partai pun kian terjebak dalam faksionalisme lama.
SHARE

BACAAJA, JAKARTA– Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Hotel Mercure Ancol seharusnya jadi pesta demokrasi, ajang konsolidasi, sekaligus momentum membangkitkan partai berlambang Ka’bah. Nyatanya, forum tertinggi partai ini justru menjelma drama kursi terbang, klaim ganda, dan pernyataan saling bantah. Dari Mardiono hingga Agus Suparmanto, semua berebut mahkota Ketua Umum, tapi publik justru makin bingung: siapa yang sah memimpin PPP?

Contents
Dua Versi PPPMuktamar Atau Ngamar?Kader Bingung, Partai di PersimpanganPolitik yang Terjebak FormalitasPPP Butuh Jalan Tengah

Sabtu sore, 27 September 2025, ballroom Mercure Ancol dipenuhi teriakan. Baru saja Plt Ketum Muhammad Mardiono membuka sambutan, yel-yel “perubahan” dari kubu penantang langsung menggema. Pendukung Mardiono membalas dengan teriakan “lanjutkan.” Tak butuh waktu lama, kursi pun ikut terangkat, botol mineral pecah di lantai.

Malam harinya, suasana sidang paripurna pembahasan AD/ART makin panas. Debat berubah jadi adu mulut, tunjuk-menunjuk, hingga kursi kembali beterbangan. Di luar ruang sidang, kader-kader muda memilih diam, bingung harus berpihak ke mana.

Dua Versi PPP

Keesokan paginya, 28 September 2025, ketegangan mencapai puncak. Pimpinan sidang Amir Uskara sempat membacakan keputusan bahwa Muhammad Mardiono terpilih secara aklamasi. Namun tak lama berselang, Agus Suparmanto juga mengumumkan hal serupa.

Kebingungan kader pun pecah. “Kalau bisa aklamasi satu suara aja siapa gitu. Kalau ada dua calon gini, ya gak selesai-selesai,” kata Fikri, kader muda PPP. Bagi dia, kericuhan itu mencoreng wajah partai tua yang seharusnya jadi teladan kedewasaan politik.

Ketua Bidang Hukum DPP PPP Andi Surya Wijaya menegaskan klaim Agus Suparmanto tidak sah. “Ya, ilegal lah (aklamasi Agus),” ujarnya tegas. Menurut Andi, mekanisme yang digelar pihak Agus cacat prosedur dan tidak kuorum.

“Kami hadir langsung dalam Muktamar X yang digelar sesuai AD/ART. Kalau bicara korum, jelas mayoritas ada di forum resmi. Jadi hasil kubu Agus kita anggap ilegal,” tambahnya.

Muktamar Atau Ngamar?

Di sisi lain, suara kritis datang dari Muhammad Romahurmuziy alias Rommy. Mantan Ketum PPP itu menyebut klaim aklamasi Mardiono tidak sah, bahkan menyindirnya sebagai “mau ngamar.”

“Tentu saya perlu sampaikan, bukan muktamar kalau hanya berkumpul di kamar hotel lantai 10 lalu ketuk palu aklamasi. Itu bukan muktamar, tapi mau ngamar,” kata Rommy dalam tasyakuran Muktamar X, Minggu (28/9/2025).

Ia membandingkan dengan Agus Suparmanto yang, menurutnya, diputuskan lewat delapan kali sidang paripurna, dihadiri ribuan kader dan para kiai. “Tidak mungkin muktamar dengan 1304 peserta diputuskan hanya oleh sekelompok orang di kamar hotel,” sindirnya.

Kader Bingung, Partai di Persimpangan

Di lobi hotel, wajah-wajah lelah kader PPP bercerita lebih banyak dari sekadar pernyataan elite. Sebagian memilih duduk diam, sebagian lagi berbisik lirih. Jejak kericuhan masih jelas: kursi terguling, botol berserakan, dan amarah yang belum reda.

“Muktamar ini harusnya momentum konsolidasi. Kalau malah pecah, yang rugi siapa? Ya kader di bawah,” kata Fikri lagi, kali ini dengan nada getir.

Bagi kader muda, PPP kini berdiri di persimpangan: antara harapan bangkit atau makin larut dalam konflik internal. Dan publik, yang menyaksikan drama ini dari luar, hanya melihat partai tua yang sulit lepas dari penyakit lama: faksionalisme.

Politik yang Terjebak Formalitas

Drama ganda klaim ini memperlihatkan dua wajah PPP sekaligus. Di satu sisi, kubu Mardiono mengandalkan jalur administratif: AD/ART, kuorum, legalitas formal. Di sisi lain, kubu Agus menekankan legitimasi politik: jumlah sidang, kehadiran kader, restu ulama.

Namun, alih-alih memperkuat, keduanya justru saling melemahkan. PPP kehilangan momentum membangun citra positif pasca Pemilu 2024. Konflik kali ini hanya memperdalam luka lama: partai pecah, kader bingung, publik muak.

PPP Butuh Jalan Tengah

Pertanyaan akhirnya sederhana: siapa Ketua Umum PPP yang sah? Jawabannya mungkin baru jelas ketika Kemenkumham mengeluarkan SK. Namun, yang lebih penting dari sekadar SK adalah bagaimana PPP bisa pulih dari krisis legitimasi.

Selama elite partai sibuk saling klaim, kader di bawah hanya bisa gigit jari. Publik pun menilai PPP semakin jauh dari harapan reformasi. Jika pola ini berulang, bukan tidak mungkin PPP akan semakin mengecil di Pemilu 2029, meninggalkan sejarah panjang sebagai partai yang gagal berdamai dengan dirinya sendiri.(*)

You Might Also Like

ASN Semarang All Out, Siap Bawa Pulang Medali di Pornas XVII 2025

Doorstop Rapat Pemakzulan Bupati Pati Berujung Main Sikut, Wartawan Jadi Korban

Dedi Mulyadi Pecat 20 ASN, Bakal Umumkan Pegawai Malas di Medsos Mulai November

Jam Richard Mille Rp11,7 M Milik Sahroni Balik Lagi, Warga Ngaku Bingung Cara Pakainya

Rupiah Borobudur Playon 2025: Bukan Sekadar Lari, tapi untuk Berbagi, Literasi, dan Donasi

TAGGED:muktamar pppMuktamar PPP RicuhMuktamar X PPPppp
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Gus Yasin dan Romy Rohmahurmuzi memberikan keterengan kepada awak media seusai Muktamar PPP X di Ancol Jakarta. Seperti Muktamar sebelumnya, Muktamar PPP tahun ini juga diwarnahi dengan perpecahan antar kader. Hasilnya, dua kubu salim klaim kemenangan melalui jalur aklamasi partai. Baik kubu incumben Mardionao maupun kubu Agus Suparmanto. Foto: dok. Mardiono vs Agus Suparmanto, Drama Faksi PPP yang Tak Pernah Usai
Next Article Agus Sparmanto dan Taj Yasin bersalaman komando usai gelaran tasyakuran Muktamar PPP X di Andol Jakarta, Minggu (28/9/2025). Agus Suparmanto dan berkoalisi dengan Taj Yasin ini, juga mengklaim bahwa kubu mereka lah yang memenangkan Muktamar PPP X secara aklamasi. Kalim serupa yang lebih dulu dilakukan kubu Mardiono. Foto: dok. Dalang di Balik Perpecahan PPP dan Bayangan Jokowi

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Bedah buku di Pesantren Bumi Cendekia, Sleman, DIY, dalam rangaka mengenang sosok KH Imam Aziz.

100 Hari Wafatnya KH Imam Aziz: Mengenang Sosok Kiai Rakyat

Ilustrasi siswa SMK.

Nunggak SPP, Siswa SMK Beprestasi di Purworejo Dipaksa Mundur

Warga Semarang Patungan Kebaikan, PMI Kantongi Rp3,2 Miliar!

PWI Jateng Ganti Nahkoda, Tanpa Ribut-Ribut

RPH Halal MAJT Resmi Dibuka, Yuk Makan Tanpa Waswas!

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Tangkapan layar kecelakaan Feeder Trans Semarang tabrak pejalan kaki hingga tewas di Bundaran Klipang.
Daerah

Sopir Feeder Trans Semarang Sempat Minum sebelum Tabrak Korban Tewas di Klipang

Juli 11, 2025
Gambaran kemeriahan Festival Kota Lama (FKL) 2025 di Semarang. FKL 2025 digelar mulai 6-14 September 2025. Opening Ceremony digelar 8 September 2025. Foto: dok/humas
Daerah

Festival Kota Lama 2025 Siap Pecah Banget! Dari Musik, Fashion, Sampai Kuliner Nostalgia, Semua Ada!

September 6, 2025
LAPORAN KINERJA: Ketua DPR RI Puan Maharani menyerahkan laporan kinerja DPR Tahun Sidang 2024-2025 kepada Ketua MPR RI Ahmad Muzani dalam Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10). Penyerahan laporan ini sekaligus menandai penutupan Masa Sidang I Tahun Sidang 2025-2026. (Foto: Ist)
Nasional

Tutup Masa Sidang DPR, Puan Ingatkan Demokrasi Butuh Kedewasaan, Bukan Saling Menyalahkan

Oktober 2, 2025
Warga Pati, Senin (25/8/2025) mengirim surat ke KPK lewat kantor pos, mendesak agar KPK segera menangkap Bupati Pati Sudewo atas dugaan terlibat dalam kasus korupsi proyek DJKA Kemenhub. *bae
DaerahPolitik

Warga Pati Ramai-Ramai Kirim Surat Cinta ke KPK Minta Tangkap Sudewo!

Agustus 25, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Muktamar PPP X Berubah Jadi Arena Saling Klaim
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?