BACAAJA, SEMARANG – Cerita tragis datang dari kampus Unnes. Iko Juliant Junior (19), mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2024 meninggal dunia dengan segudang kejanggalan.
Sabtu sore (30/8/2025), Iko pamit ke ibunya dengan jaket almamater dan tas ransel biru. Katanya mau ke kampus. Malamnya, sekitar jam 22.00 WIB, dia berangkat lagi.
Tujuannya bukan nongkrong atau main futsal, tapi menjemput temen-temennya yang ditahan di Polda Jateng usai demo.
“Sekitar jam 10 atau jam 11 malam itu sempat pulang, tapi langsung berangkat lagi katanya mau menjemput teman-temannya,” ujar Naufal Sebastian, perwakilan tim yang diberi kuasa mewakili keluarga korban, Selasa (2/8/2025).
Pada Minggu (31/8/2025), Iko diantar ke RSUP Dr Kariadi, bukan dalam keadaan sehat. Menurut informasi ia diantar oleh anggota Brimob.
Dari hasil medis, Iko alami pendarahan di limpa, rahang cedera, bibir sobek, sampai mata lebam.
Yang bikin merinding, sebelum operasi Iko sempat mengigau. Ibunya dengar jelas: “ampun, Pak, tolong, Pak, jangan pukulin saya lagi.”
Setelah operasi pun, kondisinya makin kritis, dan akhirnya sekitar pukul 15.30 WIB, Iko dinyatakan meninggal dunia.
Versi resmi polisi bilang Iko kecelakaan di Jalan Dr. Cipto, Semarang.
Tapi cerita di lapangan bikin banyak orang garuk kepala. Luka lebam di tubuhnya disebut lebih mirip bekas pukulan ketimbang kecelakaan tunggal. Motornya pun masih diamankan di Polda.
Anggota Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum Unnes (IKA FH), Naufal Sebastian, bilang ada banyak hal yang belum bisa diklarifikasi.
“Ada info kecelakaan di Cipto, tapi ada juga temuan lain. Rahangnya cedera, ada luka di bibir, bonyok lebam di mata” jelasnya. (bae)