BACAAJA, PURBALINGGA – Jalanan utama Purbalingga mendadak berubah jadi lautan manusia. Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan Pawai Kebangsaan dalam rangka peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, baru-baru ini.
Acara ini dimulai dari GOR Goentoer Darjono dan finish di Alun-Alun Purbalingga. Sepanjang rute, masyarakat antusias menunggu aksi 111 kontingen yang tampil dengan atraksi kreatif, kostum unik, hingga pertunjukan budaya yang bikin penonton terpukau.
Setiap kontingen diberi waktu tiga menit untuk unjuk gigi di depan panggung kehormatan. Hadir menyaksikan langsung Bupati Fahmi M Hanif, Wakil Bupati Dimas, serta jajaran Forkopimda.
Dalam sambutannya, Bupati Fahmi menyampaikan rasa bangga atas semangat masyarakat Purbalingga. “Luar biasa! Pawai ini bukti kalau semangat kebersamaan warga masih sangat kuat. Semua ikut andil dalam merayakan kemerdekaan,” ungkapnya.
Ia menegaskan, tema tahun ini yaitu “Menguatkan Sinergi dan Kolaborasi, Mewujudkan Purbalingga Baru Menuju Indonesia Maju” bukan sekadar slogan, tapi jadi semangat nyata pembangunan. “Kita ingin Purbalingga yang maju dan sejahtera, dan itu butuh kerja bareng semua pihak,” tambahnya.
Wakil Bupati Dimas juga nggak kalah antusias. Ia menyebut pawai ini jadi momen spesial yang bukan cuma seru ditonton, tapi juga jadi ajang menampilkan kreativitas dan capaian pembangunan daerah. “Masyarakat penuh semangat, bangga banget lihat antusiasme yang luar biasa ini,” ujarnya.
Peserta pawai datang dari berbagai kalangan, mulai dari OPD, sekolah, organisasi masyarakat, LSM, perusahaan swasta, hingga instansi vertikal. Mereka tampil membawa nuansa seni, budaya, sekaligus inovasi khas Purbalingga.
Atraksi yang ditampilkan pun beragam, dari parade kostum tradisional, tarian daerah, musik modern, sampai kreasi inovatif ala anak muda. Semua jadi satu rangkaian meriah yang menunjukkan betapa kuatnya jiwa nasionalisme masyarakat.
Rute pawai kali ini melintasi beberapa titik ikonik kota: start dari GOR Goentoer Darjono, melewati Polsek Kota, Taman Usman Janatin, pertigaan Toko Pojok, hingga finish di Alun-Alun Purbalingga yang sudah dipadati penonton.
Bagi warga, pawai ini bukan sekadar tontonan, tapi juga ajang kumpul bareng, melepas rindu, dan merayakan kemerdekaan dengan cara yang penuh warna. Satu hari penuh semangat, tawa, dan rasa bangga jadi bagian dari Indonesia. (*)