BACAAJA, SEMARANG- Duit dari pusat boleh berkurang, tapi Pemkot Semarang tetap “on fire”, gengs! Tahun depan, dana transfer dari pemerintah pusat (TKD) bakal dipangkas sampai Rp442 miliar. Tapi tenang aja, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng sudah punya jurus andalan biar roda pembangunan tetap muter.
“Pada prinsipnya kami ikut setiap kebijakan nasional. Walaupun transfer dari pusat turun, kami tetap jaga pelayanan publik supaya nggak macet,” ujar Agustina saat acara peletakan batu pertama Gudang Koperasi Desa di Kelurahan Sampangan, Jumat (17/10).
Pemangkasan TKD bikin APBD Semarang tahun 2026 turun dari Rp2,07 triliun jadi Rp1,63 triliun. Tapi bukan berarti program prioritas ikut nyungsep. Agustina menegaskan, semua agenda utama, dari pendidikan, pangan, ekonomi, sampai infrastruktur tetap jalan terus sesuai rencana besar kota lima tahunan.
Potensi Lokal
“Kita bakal gali lagi potensi lokal, bikin aset daerah lebih produktif, dan tambah sumber pendapatan baru. Pokoknya biar Semarang makin mandiri dan tetap bisa ngasih manfaat ke warganya,” tambahnya.
FYI nih, pengurangan TKD bukan cuma dialami Semarang, tapi juga banyak daerah lain di Indonesia. Tahun depan, total dana transfer untuk 38 provinsi turun dari Rp848,5 triliun jadi Rp693 triliun. Artinya, daerah kudu makin kreatif nyari sumber duitnya sendiri biar nggak terus “ngandelin” pusat.
Agustina tetap pede kalau program pembangunan 2025-2030 bakal lanjut sesuai jalur, mulai dari peningkatan SDM, penguatan pangan, dorong sektor ekonomi kreatif, sampai pembangunan infrastruktur dan daya saing kota. “Intinya, ini bukan akhir dunia. Justru tantangan buat bikin Semarang lebih mandiri dan efisien,” tutupnya optimis. (tebe)