BACAAJA, PEKALONGAN— Kota Pekalongan bikin langkah berani nan cerdas dengan menyulap lahan bekas rob jadi sawah produktif. Yap, lahan yang dulunya mati karena rob, sekarang malah jadi ladang panen padi dengan hasil yang menjanjikan. Ini bukan mimpi, tapi hasil nyata dari program remediasi lahan eks rob yang dijalankan bareng-bareng oleh Pemkot Pekalongan, Bank Indonesia, peneliti Biogen, dan pastinya warga sekitar.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Lili Sulistyowati, bilang kalau uji coba awalnya cuma di lahan demplot 1,3 hektare di Kelurahan Krapyak. Tapi berkat hasil yang menjanjikan, sekarang sudah berkembang jadi 40 hektare! Bahkan, dari total 721 hektare lahan sawah di Pekalongan, ada potensi 95 hektare lahan eks rob di Krapyak dan Degayu yang siap digarap lagi.
“Alhamdulillah, hasilnya bagus banget. Ini jadi bukti kalau lahan yang dulunya nggak bisa dipakai, sekarang bisa jadi sumber pangan,” ujar Lili saat acara Capacity Building di Hotel Hojo, Senin (25/8/2025).
Hal senada juga disampaikan Bimala dari Kantor Perwakilan BI Tegal. Di Degayu, awalnya juga cuma 1,5 hektare, lalu berkembang jadi 40 hektare. Dan hasil panennya? Gak main-main. Biosalin I bisa panen 4,2–5,7 ton/hektare, sementara Biosalin II bisa sampai 6 ton/hektare.
“Ini pencapaian luar biasa untuk lahan bekas rob. Harapannya, ini bisa jadi role model untuk wilayah Pantura lainnya,” ujar Bimala. Ia juga mengapresiasi langkah Pemkot Pekalongan yang udah membangun tanggul lebih dulu, biar remediasi bisa jalan lancar.
Dukungan juga datang dari Kementerian Pertanian lewat BRMP Biogen. Kepala BRMP Biogen, Arif Surahman, bilang kalau tantangan intrusi salin nggak cuma dialami Pekalongan, tapi juga banyak daerah pesisir lain. Bahkan, ada sekitar 400 ribu hektare lahan di Indonesia yang bisa ditanami padi tahan salin.
“Biosalin ini memang punya potensi besar. Biosalin I bisa tembus 8,7 ton/hektare, Biosalin II malah sampai 9,2 ton/hektare,” jelas Arif. Menurutnya, Pekalongan berhasil bikin transformasi keren dari krisis jadi peluang.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab, juga ikut angkat bicara. Ia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan misi besar Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya soal ketahanan pangan nasional.
“Kita nggak mau ini cuma jadi proyek seremonial. Target kita, lahan-lahan mati bisa hidup lagi dan berkelanjutan,” tegas Balgis.
Dari yang dulunya jadi langganan banjir rob, sekarang Pekalongan malah siap jadi lumbung pangan baru. Ini bukti nyata bahwa kolaborasi dan inovasi bisa mengubah bencana jadi berkah. Yuk, daerah pesisir lain, siap-siap ikut jejak Pekalongan!(*)