BACAAJA, JAKARTA – Indonesia lagi nggak tenang nih akhir-akhir ini. Mulai 25 Agustus sampai awal September 2025, hampir semua kota besar diramaikan sama gelombang demo yang awalnya soal tunjangan anggota DPR yang bikin masyarakat makin gregetan. Eh, gak disangka-sangka, aksi protes ini malah berujung kerusuhan dan jadi peristiwa yang cukup mengerikan.
Apa sih yang bikin demo ini meledak?
Simpelnya, rakyat pada kesal berat setelah tahu kalau tiap anggota DPR ngantongin tunjangan perumahan sampai Rp50 juta per bulan! Bayangin, di tengah harga kebutuhan pokok naik mulu dan pengangguran masih tinggi, ada pejabat dapet duit segitu. Wajar kalau publik langsung meledak.
Tapi, bukan cuma itu aja. Ada juga soal kebijakan pemerintah yang ngurangin anggaran daerah tapi malah nambah dana buat sektor tertentu, kayak pertahanan dan pendidikan, yang dinilai gak tepat sasaran. Semua ini bikin masyarakat jadi makin frustasi dan akhirnya mereka turun ke jalan.
Angka korban? Bikin miris!
Nah, dari laporan LBH-YLBHI dan sumber terpercaya lainnya, selama masa demo ini tercatat ada:
- 10 orang meninggal dunia akibat kerusuhan dan bentrokan.
- 042 orang luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit.
- 337 orang ditangkap oleh aparat di berbagai daerah.
Korban jiwa ini bukan angka kosong lho, ada cerita menyayat di baliknya. Contohnya, Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang harus meregang nyawa karena terlindas kendaraan taktis polisi di Jakarta Pusat. Ada juga Sarinawati dan Muhammad Akbar Basri, staf dan fotografer di DPRD Makassar yang tewas saat gedung DPRD terbakar. Selain itu, banyak mahasiswa dan pekerja biasa jadi korban kekerasan di lapangan.
Pemerintah tentu gak tinggal diam. Mereka langsung kerahkan aparat keamanan sampai militer, melakukan penangkapan masal, dan membatasi akses informasi, seperti pemblokiran live streaming demo di medsos. Presiden Prabowo Subianto bahkan membatalkan kunjungan resmi ke China dan ngumumin pemotongan tunjangan anggota DPR serta penghentian perjalanan dinas luar negeri mereka.
Meski begitu, banyak pihak merasa langkah ini belum cukup untuk meredam kemarahan dan memperbaiki hubungan antara pemerintah dan rakyat.
Apa dampaknya buat kita semua?
Unjuk rasa besar-besaran ini jelas nunjukin ada masalah besar di tubuh bangsa kita, terutama soal kepercayaan publik terhadap pemerintah dan para wakil rakyat. Banyak yang bilang ini pertanda demokrasi lagi diuji di Indonesia. Kalau gak ditangani dengan dialog terbuka dan solusi nyata, ketegangan bisa terus berlanjut.
Situasi ini juga ngajarin kita semua pentingnya memperjuangkan keadilan sosial dan transparansi dalam pemerintahan. Karena pada akhirnya, negara ini milik kita semua, dan suara rakyat harus didengar.
Jadi, gimana nih menurut kamu? Apakah langkah pemerintah sudah pas, atau masih banyak yang harus diperbaiki? Yuk, diskusi di kolom komentar dan jangan lupa share berita ini supaya lebih banyak yang tahu!(*)
Berikut adalah daftar nama korban meninggal dunia selama aksi demonstrasi 25 Agustus – 1 September 2025 berdasarkan data dari YLBHI/LBH:
- Affan Kurniawan (21) – Pengemudi ojek online, meninggal di Jakarta Pusat.
- Sarinawati (25) – Staf DPRD Kota Makassar, meninggal akibat kebakaran gedung DPRD.
- Muhammad Akbar Basri (28) – Fotografer Humas DPRD Kota Makassar, meninggal akibat kebakaran gedung DPRD.
- Syaiful Akbar (43) – Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, meninggal saat melompat dari gedung DPRD Makassar.
- Rusdamdiansyah (21) – Pengemudi ojek online yang dikeroyok massa di Makassar.
- Rheza Sendy Pratama (21) – Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, meninggal akibat penganiayaan saat kericuhan di depan Mapolda DIY.
- Sumari (60) – Tukang becak di Solo, meninggal diduga akibat sesak napas akibat paparan gas air mata.