Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Politrik
  • Hukum
  • Economics
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Info Tetangga
  • Kepo
  • Rasan-Rasan
Reading: 90 Persen Proyek Energi Terbarukan Lebih Murah daripada Listrik Fosil, tapi . . .
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
© 2025 Bacaaja.co
Sirkular

90 Persen Proyek Energi Terbarukan Lebih Murah daripada Listrik Fosil, tapi . . .

R. Izra
Last updated: Juli 28, 2025 3:08 pm
By R. Izra
4 Min Read
Share
Ilustrasi energi baru terbarukan (ebt) pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (narakita/grafis/tera)
Ilustrasi energi baru terbarukan (ebt) pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (narakita/grafis/tera)
SHARE

NARAKITA, JAKARTA — Lebih dari 90 persen proyek energi baru terbarukan (EBT) lebih murah dibandingkan dengan energi dari tenaga fosil.

Hal ini berdasarkan laporan Badan Energi Terbarukan Internasional (International Renewable Energy Agency/IRENA).

Akan tetapi, biaya proyek EBT di negara berkembang bisa jadi lebih mahal dibanding dengan negara-negara Eropa atau negara maju.

Laporan bertajuk Renewable Power Generation Costs in 2024 yang dirilis pada Selasa (22/7/2025) tersebut menegaskan bahwa mayoritas proyek energi terbarukan yang baru beroperasi memiliki biaya yang lebih hemat daripada sebagian besar energi fosil di seluruh dunia.

Penurunan biaya ini didorong oleh inovasi teknologi, rantai pasok yang kompetitif, dan skala ekonomi yang terus meningkat.

Sepanjang 2024, biaya teknologi panel surya fotovoltaik (PV) rata-rata 41% lebih murah dibandingkan alternatif bahan bakar fosil termurah, sementara proyek tenaga angin darat (onshore wind) bahkan 53% lebih hemat.

Tenaga angin darat menjadi sumber listrik terbarukan termurah dengan biaya produksi US$0,034/kWh, disusul panel surya PV sebesar US$0,043/kWh.

Adapun penambahan kapasitas energi terbarukan sebesar 582 gigawatt (GW) pada 2024 menghasilkan penghematan biaya yang signifikan.

Kehadiran infrastruktur listrik hijau ini mampu menghemat biaya dari penggunaan energi fosil hingga US$57 miliar.

Secara khusus, 91% dari proyek energi terbarukan yang mulai beroperasi tahun lalu lebih ekonomis dibandingkan pembangkit fosil baru mana pun.

“Biaya energi terbarukan baru telah mengungguli bahan bakar fosil. Hal ini membuka peluang untuk energi yang terjangkau, aman, dan berkelanjutan,” ujar Direktur Jenderal IRENA, Francesco La Camera dalam siaran pers, dikutip Rabu (23/7/2025).

Namun, La Camera mengingatkan bahwa kemajuan ini bukanlah hal yang otomatis.

Ketegangan geopolitik, tarif perdagangan, dan kendala pasokan bahan baku dapat memperlambat momentum dan mendorong kenaikan biaya.

“Untuk menjaga capaian transisi energi, kita harus memperkuat kerja sama internasional, menjamin rantai pasok yang terbuka dan tangguh, serta menciptakan kebijakan dan kerangka investasi yang stabil, terutama di negara-negara Selatan Global.”

“Transisi menuju energi terbarukan bersifat tak terelakkan, namun kecepatannya sangat tergantung pada pilihan kebijakan yang kita ambil hari ini,” katanya.

Meski penurunan biaya diperkirakan akan terus terjadi seiring dengan kematangan teknologi dan penguatan rantai pasok, tantangan jangka pendek tetap ada. Ketegangan geopolitik, tarif perdagangan, serta kendala bahan baku dan dinamika manufaktur global, khususnya di China, berpotensi menaikkan biaya secara temporer.

Biaya yang lebih tinggi diproyeksikan akan bertahan di Eropa dan Amerika Utara, seiring dengan hambatan struktural seperti keterlambatan perizinan, kapasitas jaringan listrik yang terbatas, serta tingginya biaya komponen pendukung.

Sementara itu, wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Selatan berpeluang mengalami penurunan biaya yang lebih tajam karena potensi energi terbarukan yang tinggi dan tingkat adopsi yang cepat.

Laporan IRENA ini juga membahas faktor struktural biaya dan kondisi pasar yang membentuk investasi energi hijau.

Laporan ini menekankan bahwa kerangka pendapatan yang stabil dan dapat diprediksi sangat penting untuk mengurangi risiko investasi dan menarik pendanaan.

Biaya pembiayaan masih menjadi faktor penentu kelayakan proyek. Di banyak negara berkembang di belahan bumi selatan, biaya modal yang dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi dan persepsi risiko investasi secara signifikan meningkatkan biaya pembangkitan listrik (levelized cost of electricity/LCOE).

Sebagai contoh, IRENA mencatat bahwa meskipun biaya pembangkitan tenaga angin darat di Eropa dan Afrika serupa, yakni sekitar US$0,052/kWh pada 2024, struktur biaya di kedua kawasan berbeda tajam.

Di Eropa, biaya didominasi oleh belanja modal, sementara proyek di Afrika menanggung porsi biaya pembiayaan yang jauh lebih besar.

Asumsi biaya modal IRENA berkisar 3,8% di Eropa dan 12% di Afrika. (*)

You Might Also Like

Rumput Laut Cokelat Bisa Jadi Pengganti Panel Surya, Lebih Ramah Lingkungan

Menuju Energi Bersih, PLN Siapkan PLTS Berbaterai untuk Karimunjawa

Sampah Masih Cemari Lingkungan, DLHK Jateng Dorong Ekonomi Sirkular Hingga Tingkat Desa

Karpet Merah Prabowo untuk Prancis, Investasi Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia

DPR Gaspol Dorong Energi Terbarukan Buat Wilayah 3T, Biar Gak Gelap Terus!

TAGGED:energi baru terbarukanirenaproyek ebt lebih murah
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Ilustrasi rekening bank. Hotman Paris Ngamuk-ngamuk, Tolak PPATK Bekukan Rekening Bank 3 Bulan Tanpa Transaksi
Next Article Dasco: Parpol Masih Kaji Format Pemilu, Belum Ada Sikap Final

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Komandan Batalyon Resimen IV Korps Brimob Kompol Cosmas K. Gae saat menjalani sidang etik di Ruang Sidang Gedung TNCC Mabes Polri Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: dok.

Danyon Brimob Dipecat Karena Kasus Rantis Tabrak Ojol, Polisi Pastikan Kasus Dilanjutkan ke Jalur Pidana!

Timnas U-23 yang bermain dalam kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2025. Dalam laga perdana, Garuda Muda ditahan imbang Timnas U-23 Laos 0-0. Foto: dok.

Timnas U-23 Indonesia Gagal Menang Lawan Laos di Laga Perdana Kualifikasi Piala Asia U-23

Ilustrasi aksi demonstrasi.. Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh. (grafis/tera).

Polisi Tangkap 7 Pemilik Akun Medsos Diduga Provokasi Demo Ricuh

Massa yang datang menjarah rumah anggota DPR non-aktif dari Partai Nasdem Syahroni. Foto: dok.

Waduh! Pemilik Akun TikTok Provokasi Penjarahan Rumah Pejabat Ditangkap Polisi, Hati-hati Sebar Konten Provokatif!

PTUN Semarang Punya Layanan Gratis, Warga Kurang Mampu Bisa Gugat Tanpa Keluar Uang

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

Sirkular

DPR Soroti Lambatnya Pembangunan Pembangkit EBT

Agustus 5, 2025
Ilustrasi energi baru terbarukan (ebt) pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (narakita/grafis/tera)
Sirkular

EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya

Juli 6, 2025
Sirkular

BUMN Kompak! PLN IP & PGE Gaspol Kembangkan Energi Panas Bumi

Agustus 20, 2025
Ilustrasi pembagkit listrik tenaga angin, untuk memaksimalkan EBT.
Sirkular

75 Persen Pembangkit Listrik PLN Berasal dari EBT pada 2034, Simak Rinciannya

Juni 9, 2025
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?