Bacaaja.coBacaaja.coBacaaja.co
  • Info
    • Politik
      • Daerah
      • Nasional
    • Ekonomi
      • Sirkular
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Olahraga
      • Sepak Bola
  • Unik
    • Kerjo Aneh-aneh
    • Tips
    • Viral
  • Opini
  • Tumbuh
Reading: Nunggak SPP, Siswa SMK Beprestasi di Purworejo Dipaksa Mundur
Bacaaja.coBacaaja.co
Follow US
  • Info
  • Unik
  • Opini
  • Tumbuh
© 2025 Bacaaja.co
Info

Nunggak SPP, Siswa SMK Beprestasi di Purworejo Dipaksa Mundur

Hanya gara-gara SPP menunggak, siswa beprestasi di Purworejo gak boleh ikut ujian, bahkan ia terancam dikeluarkan dari sekolah.

R. Izra
Last updated: Oktober 19, 2025 11:49 am
By R. Izra
4 Min Read
Share
Ilustrasi siswa SMK.
Ilustrasi siswa SMK.
SHARE

BACAAJA, PURWOREJO — Kasus siswa SMK Pembaharuan Purworejo, Jawa Tengah, lagi ramai banget nih di medsos.

Gara-gara belum bisa bayar uang sekolah, beberapa siswa nggak boleh ikut ujian bahkan diminta mengundurkan diri.

Ceritanya, sekolah di bawah Yayasan Pembaharuan itu ngeluarin surat resmi yang mewajibkan semua siswa harus melunasi biaya pendidikan paling lambat Sabtu (18/10/2025).

Kalau belum bayar, otomatis dianggap mundur dari sekolah.

Surat itu tertanggal 16 Oktober 2025 yang ditandatangani kepala sekolah Sugiri.

Dijelasin juga, siswa yang belum melunasi uang sekolah nggak boleh ikut Asesmen Sumatif Tengah Semester (ASTS) yang dijadwalkan Senin (20/10/2025).

Kasus ini mulai viral setelah Tri Wahyuni (55), orang tua salah satu siswa kelas XI bernama H (16), ngadu ke Balai Wartawan Purworejo.

“Anak saya udah datang ke sekolah, tapi malah disuruh duduk di perpustakaan, nggak boleh ikut ujian. Cuma duduk diam, nggak ngapa-ngapain,” cerita Tri, Jumat (17/10/2025).

Tri bilang, dia masih berusaha ngelunasin tunggakan Rp 4,5 juta, dan udah minta izin biar bisa nyicil. Tapi permintaannya ditolak.

“Saya minta kebijakan biar bisa dicicil, tapi sekolah nggak ngizinin. Malah disuruh cari pinjaman. Kurang Rp 100 ribu aja udah nggak boleh ikut ujian,” keluhnya.

Lebih parahnya, Tri juga sempat diingatkan buat nggak lapor ke media, karena katanya bisa bikin anaknya dikeluarkan.

H yang dikenal berprestasi —selalu juara kelas sejak kelas X— akhirnya milih nggak berangkat ke sekolah karena malu.

“Malu, terus mau ngapain ke sekolah?” ucap H pelan.

Dalih sekolah

Kepala SMK Pembaharuan, Sugiri, akhirnya buka suara dan mengakui adanya kebijakan itu.

Katanya, keputusan tersebut datang dari yayasan karena keuangan sekolah sedang sulit.

“Siswa yang belum bayar memang nggak boleh ikut ujian biar orang tua segera melengkapi administrasi. Kalau belum bisa, ya anaknya diistirahatkan dulu,” jelas Sugiri.

Tapi, saat ditanya soal orang tua dan siswa yang ngerasa dipaksa mundur, Sugiri belum kasih jawaban lebih lanjut.

Pihak Yayasan Pembaharuan, lewat pengurusnya Marjuki, bilang mereka sebenarnya udah kasih keringanan buat bayar secara bertahap.

“Siswa masih boleh ikut belajar, tapi buat ikut ujian ya harus lunas dulu,” katanya.

Setelah kasus ini viral, yayasan sempat bilang siap bikin ujian susulan buat siswa yang belum bayar.

Tapi belakangan malah muncul kabar kalau siswa-siswa itu bakal dikeluarkan dari sekolah.

Dinas Pendidikan turun tangan

Kebijakan ini langsung dikecam banyak pihak, termasuk pengawas dan pejabat pendidikan daerah.

Bani Mustofa, Pengawas MKKS SMK Purworejo, bilang keputusan sekolah itu terlalu ekstrem dan bisa merusak masa depan anak-anak.

“Seharusnya bisa cari solusi bareng. Kalau anak-anak sampai keluar, mereka jadi ATS (Anak Tidak Sekolah), dan itu malah nambah PR buat pemerintah,” tegasnya.

Sementara itu, Maryanto, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jawa Tengah, menegaskan kebijakan sekolah nggak bisa dibenarkan.

“Pendidikan itu hak dasar anak. Nggak boleh ada yang dilarang belajar cuma karena belum bayar. Urusan uang itu tanggung jawab orang tua, bukan anak,” ujarnya.

Maryanto juga memastikan kasus ini bakal ditindaklanjuti.

“Kami akan turun dan selidiki langsung,” tandasnya.

Kasus ini jadi pengingat kalau akses pendidikan harusnya nggak tergantung isi dompet orang tua.

Sekolah semestinya jadi tempat anak belajar, bukan tempat di mana mereka diukur dari kemampuan bayar.

Bagaimana menurut Sobat Bacaaja? Orang miskin susah bener mau sekolah. Padahal dengan pendidikan, mereka bisa keluar dari jerat kemiskinan. (*)

You Might Also Like

Mahfud MD Sorot Pernyataan Prabowo soal Keracunan MBG: Nyawa Orang Gak Bisa Diukur Angka

SEA V League: Timnas Voli Putri Terseok-seok di Leg Pertama

Kronologi Atap Gedung KPT Brebes Senilai Rp 120 Miliar Roboh, Awalnya Bocor Duluan

Aduh! Jateng Nggak Santai, Lagi Terik-teriknya Gaes

Tol Bawen-Yogyakarta Ditarget Beroperasi 2026

TAGGED:dikeluarkan dari sekolahheadlinenunggak sppsmk purworejo
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
Previous Article Warga Semarang Patungan Kebaikan, PMI Kantongi Rp3,2 Miliar!
Next Article Bedah buku di Pesantren Bumi Cendekia, Sleman, DIY, dalam rangaka mengenang sosok KH Imam Aziz. 100 Hari Wafatnya KH Imam Aziz: Mengenang Sosok Kiai Rakyat

Ikuti Kami

FacebookLike
InstagramFollow
TiktokFollow

Must Read

Bedah buku di Pesantren Bumi Cendekia, Sleman, DIY, dalam rangaka mengenang sosok KH Imam Aziz.

100 Hari Wafatnya KH Imam Aziz: Mengenang Sosok Kiai Rakyat

Ilustrasi siswa SMK.

Nunggak SPP, Siswa SMK Beprestasi di Purworejo Dipaksa Mundur

Warga Semarang Patungan Kebaikan, PMI Kantongi Rp3,2 Miliar!

PWI Jateng Ganti Nahkoda, Tanpa Ribut-Ribut

RPH Halal MAJT Resmi Dibuka, Yuk Makan Tanpa Waswas!

- Advertisement -
Ad image

You Might Also Like

OlahragaSepak Bola

Inter Milan Kandaskan Barca di Extra Time

Mei 7, 2025
Walikota Semarang Agustina Wilujeng saat meninjau proyek pembangunan rumah pompa di Petudungan Semarang. Foto: dok/pemkot
Daerah

Banjir Bukan Takdir! Wali Kota Semarang Gaspol Bangun Rumah Pompa Baru di Petudungan

September 5, 2025
Alissa Wahid (kanan) dan eks-Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, berdialog tentang Prahara Agustus yang menimbulkan korban di berbagai daerah. (bae)
Hukum

Alissa Wahid Tantang Polisi Buka CCTV: Biar Kasus Kematian Iko Unnes Terang Benderang

September 11, 2025
Suasana warga yang berdesakan dalam pesta rakyat resepsi perkawinan anak Gubernur Jabar dengan Wakil bupati Garut
Unik

Tumbal Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, 3 Orang Tewas Desak-desakan

Juli 18, 2025
  • Kode Etik Jurnalis
  • Redaksi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
  • Tentang Kami
  • Kaidah Mengirim Esai dan Opini
Reading: Nunggak SPP, Siswa SMK Beprestasi di Purworejo Dipaksa Mundur
© Bacaaja.co 2025
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?