BACAAJA, SEMARANG – Ratusan eksburuh PT Sritex kembali turun ke jalan, Rabu (24/9/2025), menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang. Bukan tanpa alasan, mereka sudah hampir tujuh bulan menanti kepastian pesangon usai PT Sritex dinyatakan pailit, tapi hingga kini tak kunjung cair.
Aksi ini dipimpin oleh Federasi Serikat Tekstil Sandang dan Kulit Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPTSK KSPSI). Eko Widaryanto, salah satu pengurus serikat, bilang kalau total ada sekitar 8.500 ekspekerja Sritex yang nasibnya masih menggantung. Semua gara-gara kinerja kurator yang dianggap lamban dalam menilai dan melelang aset perusahaan.
“Kita menekan kurator karena bekerjanya lambat. Kondisi teman-teman sekarang memprihatinkan. Yang sudah dapat kerja baru cuma 5–10 persen. Banyak yang nggak pindah karena dulu sempat ada kabar Sritex bakal buka lagi,” jelas Eko.
Selama ini, ribuan eksburuh Sritex cuma bisa mengandalkan Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dari BPJS Ketenagakerjaan. Hak pesangon plus THR yang dijanjikan baru cair setelah aset terjual, tapi sampai sekarang nggak ada kabar baik.
Mendengar keluhan ini, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi langsung turun menemui massa aksi. Ia menegaskan Pemprov Jateng akan jadi fasilitator untuk mempercepat solusi. Bahkan, ia sudah menginstruksikan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Satgas PHK untuk menggelar rapat darurat.
“Kita rapat dengan Satgas PHK Pemprov. Besok kita undang kuratornya, lawyer-nya, desk tenaga kerja Polda Jateng juga kita libatkan. Kita petakan permasalahan Sritex biar segera selesai. Masalah utamanya pesangon, karena kerja kurator yang belum selesai,” kata Luthfi dengan tegas.
Aksi ini pun jadi pengingat kalau ribuan eksburuh masih berjuang mempertahankan haknya. Harapannya, pertemuan yang dijanjikan Pemprov bisa menghasilkan kabar baik dalam 1–2 hari ke depan. Kalau belum, serikat buruh sudah ancang-ancang menagih janji lagi.(*)